
mengajarmerdeka.id – Di era Kurikulum Merdeka, pembelajaran tidak lagi hanya berpusat pada guru, tetapi juga pada bagaimana siswa mampu membangun pemahaman mendalam melalui pengalaman belajar yang bermakna.
Salah satu pendekatan yang kini banyak digunakan adalah deep learning atau pembelajaran mendalam. Konsep ini mengajak siswa untuk tidak sekadar menghafal, tetapi juga menganalisis, merefleksi, dan menginternalisasi nilai-nilai yang dipelajari.
Dalam konteks Pendidikan Agama Khonghucu, pendekatan ini sangat relevan karena nilai-nilai luhur dalam ajaran Khonghucu membutuhkan pemahaman yang mendalam agar benar-benar bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Modul ajar berbasis deep learning untuk siswa kelas 4 SD/MI dirancang agar anak tidak hanya mengenal ajaran, tetapi juga mampu menghubungkannya dengan realitas kehidupan.
Modul ajar adalah perangkat ajar yang disusun guru untuk memandu proses pembelajaran sesuai capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka.
Sementara itu, deep learning dalam konteks pendidikan bukanlah sekadar teknologi kecerdasan buatan, tetapi pendekatan pedagogis yang menekankan pada:
Dengan demikian, Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Khonghucu bukan hanya menjelaskan ajaran kitab suci, melainkan juga memberikan ruang bagi siswa untuk berdialog, merefleksi, dan mengamalkan ajaran tersebut.
Tujuan utama modul ajar ini adalah membentuk karakter siswa yang selaras dengan Profil Pelajar Pancasila, khususnya dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak mulia. Secara spesifik, tujuan yang ingin dicapai antara lain:
Sesuai dengan standar Kurikulum Merdeka, modul ajar deep learning Pendidikan Agama Khonghucu kelas 4 terdiri dari beberapa komponen utama:
Berisi informasi mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu.
Mengacu pada CP Kurikulum Merdeka Pendidikan Agama Khonghucu, misalnya:
“Siswa mampu memahami dan meneladani ajaran kebajikan Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap saling menghormati, disiplin, dan tanggung jawab.”
Tujuan dirinci agar siswa dapat menguasai kompetensi yang lebih konkret, seperti:
Materi mencakup ajaran kitab Lun Yu (Sabda Suci), kisah teladan tokoh, hingga praktik tata krama sederhana.
Guru menggunakan strategi seperti:
Penilaian bersifat holistik, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Tidak hanya tes tertulis, tetapi juga observasi sikap dan proyek mini.
Agar Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Khonghucu kelas 4 berjalan efektif, guru dapat menerapkan beberapa strategi berikut:
Guru dapat menceritakan kisah-kisah klasik Khonghucu yang penuh nilai kebajikan. Anak-anak lebih mudah memahami nilai jika dikaitkan dengan cerita inspiratif.
Misalnya, guru menanyakan pengalaman siswa saat membantu teman yang kesulitan. Dari situ, siswa diajak memahami konsep Ren secara nyata.
Setiap akhir pembelajaran, siswa diajak menuliskan atau menceritakan pengalaman mereka mengamalkan nilai Khonghucu dalam keseharian.
Melalui kerja kelompok, siswa belajar menerapkan ajaran Khonghucu dalam interaksi sosial.
Sebagai contoh, tema Menghormati Orang Tua dapat diajarkan melalui langkah berikut:
Pendekatan ini membuat siswa tidak hanya tahu teori, tetapi juga terbiasa mengamalkan ajaran.
Modul ajar ini selaras dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila, terutama:
Dengan demikian, modul ini tidak hanya mengajarkan nilai religius, tetapi juga membentuk karakter yang relevan dengan kehidupan berbangsa.
Dalam praktiknya, guru sering menghadapi tantangan, misalnya keterbatasan sumber belajar atau perbedaan latar belakang siswa. Solusi yang bisa dilakukan antara lain:
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Pendidikan Agama Khonghucu untuk Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Agama Khonghucu Kelas 4 SD/MI adalah inovasi pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam, refleksi, dan praktik nyata. Modul ini membantu siswa tidak hanya mengenal ajaran Khonghucu, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pendekatan storytelling, diskusi reflektif, hingga role play, guru dapat membentuk siswa yang berkarakter sesuai Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka memberi ruang besar bagi inovasi seperti ini, sehingga pembelajaran agama tidak hanya menjadi hafalan, tetapi juga pengalaman hidup yang nyata.