
mengajarmerdeka.id – Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) di Kelas 6 SD/MI bukan hanya sekadar menyampaikan teori. Anak-anak usia 11–12 tahun berada pada fase perkembangan kritis, di mana nilai spiritual dan akhlak menjadi fondasi utama untuk menghadapi tantangan era digital. Di sinilah pentingnya kehadiran Modul Ajar Deep Learning PAI dan BP.
Banyak guru merasa kesulitan menemukan cara agar pelajaran PAI tidak membosankan, apalagi jika hanya berfokus pada hafalan ayat atau konsep.
Modul ajar ini dirancang untuk mengajak siswa berpikir mendalam, berkolaborasi, dan mengaitkan nilai agama dengan kehidupan nyata. Hasilnya, anak bukan hanya tahu, tetapi juga bisa mengamalkan.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning PAI dan BP untuk Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar istilah teknologi, tetapi strategi pembelajaran yang mendorong siswa memahami makna terdalam dari sebuah materi.
Misalnya, ketika membahas tentang kejujuran, siswa tidak hanya diminta menghafalkan dalil Al-Qur’an, tetapi juga diajak menganalisis kasus nyata di sekitar mereka.
Menurut penelitian pendidikan modern, model deep learning meningkatkan kemampuan berpikir kritis hingga 35% dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Siswa menjadi lebih reflektif, mampu mengambil keputusan yang bijak, serta mengaitkan ilmu agama dengan tantangan sosial seperti perundungan, etika digital, hingga gaya hidup ramah lingkungan.
Modul Ajar PAI dan BP Kelas 6 Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang jelas. Guru tidak lagi bingung harus mulai dari mana, karena setiap modul sudah dilengkapi dengan tujuan, langkah pembelajaran, hingga asesmen.
Untuk memudahkan guru, mari kita lihat contoh bagaimana deep learning diterapkan dalam tema tertentu.
Guru memulai dengan kisah nyata tentang seorang siswa yang menemukan uang di kelas. Diskusi dibuka dengan pertanyaan: “Apa yang sebaiknya dilakukan? Mengapa?” Dari situ, siswa menganalisis ayat Al-Qur’an tentang kejujuran (QS. Al-Ahzab: 70) dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi.
Siswa diajak membuat proyek sederhana seperti memilah sampah di sekolah. Mereka belajar bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari iman. Hadis Rasulullah tentang kebersihan menjadi penguat. Proses deep learning muncul ketika siswa menemukan hubungan antara iman dan aksi nyata menjaga bumi.
Dengan role play, siswa memerankan situasi berbeda agama dan budaya. Diskusi dilanjutkan dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Dari sini, mereka memahami pentingnya menghormati perbedaan sejak dini.
Agar pembelajaran lebih bermakna, guru bisa mengintegrasikan beberapa strategi deep learning berikut:
Penilaian dalam modul ajar tidak berhenti pada ujian tertulis. Guru bisa menilai melalui:
Dengan asesmen otentik, guru bisa mengetahui sejauh mana siswa benar-benar memahami dan menerapkan ajaran agama.
Meski memiliki banyak keunggulan, guru tetap menghadapi beberapa tantangan:
Solusi yang bisa dilakukan antara lain memanfaatkan teknologi sederhana seperti presentasi interaktif, membagi siswa dalam kelompok kecil, serta memanfaatkan sumber daya lokal seperti tokoh agama setempat.
Keberhasilan modul ajar deep learning tidak hanya ditentukan guru, tetapi juga peran orang tua. Guru menjadi fasilitator, sementara orang tua memperkuat kebiasaan di rumah.
Misalnya, jika di sekolah anak belajar tentang kejujuran, maka di rumah orang tua memberi teladan dengan berkata jujur pada hal kecil sekalipun.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan guru untuk berkreasi. Modul ajar deep learning PAI dan BP sangat cocok karena selaras dengan filosofi merdeka belajar: pembelajaran berdiferensiasi, berpihak pada murid, serta mengembangkan profil pelajar Pancasila.
Nilai religius, gotong royong, mandiri, dan bernalar kritis semua bisa dikembangkan lewat modul ini.
Di salah satu SD di Yogyakarta, guru mencoba modul deep learning dengan tema “Syukur Nikmat”. Siswa diminta membuat jurnal syukur harian.
Hasilnya mengejutkan: banyak anak mulai lebih perhatian terhadap hal sederhana seperti udara segar, makanan yang tersedia, dan dukungan teman.
Bahkan ada siswa yang berinisiatif mengajak orang tuanya berdoa bersama sebelum tidur.
Kisah ini menunjukkan bahwa pendekatan deep learning bukan hanya teori, tetapi benar-benar mengubah pola pikir dan perilaku anak.
Modul Ajar Deep Learning PAI dan BP Kelas 6 SD/MI adalah solusi inovatif untuk menghadirkan pembelajaran agama yang menyenangkan, mendalam, dan aplikatif.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menghafal ayat atau hadis, tetapi juga memahami maknanya dan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata.
Guru, siswa, dan orang tua dapat bersinergi menciptakan lingkungan belajar yang harmonis. Pada akhirnya, tujuan utama bukan sekadar nilai rapor, melainkan terbentuknya generasi berakhlak mulia, kritis, kreatif, dan peduli.