
mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang guru yang mengajarkan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) di kelas 4 SD/MI. Anak-anak penuh rasa ingin tahu, sering bertanya, bahkan terkadang mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Namun, bagaimana memastikan mereka tidak hanya menghafal doa, ayat, atau kisah nabi, tetapi juga benar-benar memahami makna dan menerapkannya dalam kehidupan nyata?
Di sinilah Modul Ajar Deep Learning PAI dan BP hadir. Bukan sekadar lembar materi, tetapi sebuah panduan sistematis untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, sesuai semangat Kurikulum Merdeka.
Dengan pendekatan deep learning, siswa didorong untuk memahami secara mendalam, mengaitkan nilai agama dengan realitas, dan membentuk karakter Islami yang kuat.
Deep learning dalam pendidikan bukan hanya istilah teknologi kecerdasan buatan. Dalam konteks pembelajaran, konsep ini berarti pendalaman materi sehingga siswa tidak berhenti pada mengingat, melainkan mampu menganalisis, menghubungkan, hingga menginternalisasi.
Dalam PAI dan BP kelas 4 SD/MI, deep learning diwujudkan melalui:
Modul ajar ini disusun mengikuti kerangka Capaian Pembelajaran (CP) dalam Kurikulum Merdeka. Secara umum, strukturnya meliputi:
Misalnya: siswa mampu memahami pentingnya iman kepada malaikat serta meneladani sikap jujur dan disiplin.
Dirumuskan secara operasional, seperti: “Siswa dapat menjelaskan peran malaikat Jibril dalam menyampaikan wahyu dengan benar.”
Materi dipilih sesuai konteks kelas 4, seperti kisah nabi, akhlak terpuji, doa-doa harian, dan ibadah sederhana.
Mari kita ilustrasikan.
Seorang guru memulai pelajaran tentang kejujuran dengan sebuah cerita: seorang anak yang menemukan uang di sekolah.
Guru bertanya, “Apa yang sebaiknya dilakukan anak itu?” Dari sini, diskusi mengalir: siswa menganalisis, memberi contoh pengalaman pribadi, hingga menyimpulkan bahwa jujur adalah ajaran Islam yang harus diamalkan.
Kemudian, siswa diberi tugas praktik: membuat jurnal kejujuran harian selama seminggu. Inilah bentuk deep learning nilai agama tidak berhenti pada teori, tetapi diterapkan dalam keseharian.
Tentu, penerapan modul ajar ini tidak lepas dari kendala.
Studi pendidikan menunjukkan bahwa pendekatan deep learning meningkatkan retensi materi hingga 70% lebih baik dibanding surface learning.
Dalam konteks PAI, siswa yang belajar dengan metode reflektif lebih konsisten menerapkan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari (Sumber: Jurnal Pendidikan Islam, 2022).
Artinya, modul ajar dengan pendekatan mendalam benar-benar berpengaruh terhadap pembentukan karakter Islami anak.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning PAI dan BP untuk Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Modul Ajar Deep Learning PAI dan BP kelas 4 SD/MI adalah panduan inovatif yang membantu guru tidak sekadar mengajarkan teori, tetapi membimbing siswa memahami, merefleksi, dan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan nyata.
Dengan pendekatan mendalam, siswa tidak hanya menjadi tahu, tetapi juga menjadi terbiasa berakhlak mulia.
Menghadirkan pembelajaran PAI yang menyenangkan, kontekstual, dan mendidik karakter, modul ini adalah kunci mencetak generasi yang beriman, berakhlak, sekaligus cerdas menghadapi tantangan zaman.
Apa bedanya dengan modul ajar biasa?
Modul ajar biasa lebih fokus pada transfer pengetahuan, sedangkan modul ajar deep learning menekankan pemahaman mendalam, refleksi, dan praktik nyata.
Apakah guru harus membuat modul baru?
Tidak selalu. Guru dapat mengadaptasi modul ajar yang ada dengan menambahkan unsur refleksi, studi kasus, dan aktivitas praktik.
Bagaimana cara menilai hasil belajar siswa?
Selain tes pengetahuan, guru perlu menilai keterampilan ibadah dan sikap sehari-hari siswa.
Apakah modul ini sesuai Kurikulum Merdeka?
Ya, modul ajar ini justru sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas dan pembelajaran bermakna.