
mengajarmerdeka.id – Mengajar geografi di kelas 9 SMP/MTs bukan hanya tentang menghafal peta dan nama-nama negara. Di era digital, pembelajaran geografi bisa dibuat jauh lebih menarik dengan pendekatan teknologi terbaru seperti deep learning.
Modul ajar deep learning geografi membantu guru menghadirkan pembelajaran yang kontekstual, interaktif, dan relevan dengan kehidupan nyata siswa.
Bayangkan siswa tidak hanya membaca tentang perubahan iklim, tetapi juga menganalisis data satelit, membuat prediksi cuaca, atau memvisualisasikan dampak urbanisasi menggunakan aplikasi berbasis AI. Inilah yang membuat modul ajar berbasis deep learning menjadi revolusioner.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Geografi untuk kelas 9 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Modul ajar deep learning geografi dirancang agar pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Dengan dukungan AI, guru dapat menghadirkan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan personal.
Secara ilmiah, deep learning adalah bagian dari machine learning yang menggunakan neural network untuk mengenali pola.
Dalam konteks pendidikan, guru bisa menggunakan dataset geospasial, citra satelit, atau data iklim untuk melatih model sederhana dan memvisualisasikan hasilnya di kelas.
Manfaatnya:
Modul ajar yang baik biasanya terdiri dari beberapa komponen penting. Berikut adalah elemen-elemen yang perlu ada dalam modul ajar deep learning geografi kelas 9:
1. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran harus selaras dengan Kurikulum Merdeka. Misalnya, siswa diharapkan mampu menganalisis interaksi antara manusia dan lingkungan, memahami dampak perubahan iklim, dan mengusulkan solusi berkelanjutan.
2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
ATP menjabarkan tujuan pembelajaran secara berurutan. Contoh:
3. Materi Pembelajaran
Materi bisa mencakup peta digital, video dokumenter, data curah hujan, hingga simulasi model urbanisasi. Guru dapat memanfaatkan platform open-source seperti Google Earth Engine untuk eksplorasi data spasial.
4. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas berbasis proyek sangat disarankan. Misalnya, siswa diminta memprediksi risiko banjir di daerahnya menggunakan data curah hujan dan topografi. Aktivitas ini melatih mereka berpikir kritis sekaligus kreatif.
5. Penilaian
Penilaian tidak hanya berupa tes tertulis. Bisa berbentuk portofolio, presentasi, atau laporan hasil analisis. Hal ini mendukung profil pelajar Pancasila, terutama pada dimensi bernalar kritis dan kreatif.
Mari kita ambil contoh topik “Perubahan Iklim dan Dampaknya”. Guru bisa memulai dengan menceritakan kisah nyata tentang banjir di kota besar. Siswa kemudian diajak mengakses data curah hujan historis dari BMKG atau sumber internasional.
Menggunakan tool AI sederhana, siswa bisa melihat tren kenaikan curah hujan dalam 10 tahun terakhir. Mereka kemudian berdiskusi kelompok untuk mencari solusi, seperti pembangunan taman kota atau sistem drainase cerdas. Hasil diskusi dipresentasikan menggunakan slide atau peta interaktif.
Pendekatan seperti ini membuat siswa merasa pembelajaran relevan dengan kehidupan mereka. Mereka tidak hanya menghafal teori, tetapi juga memahami aplikasinya di dunia nyata.
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis projek (P5). Modul ajar deep learning geografi sangat cocok untuk mendukung tema P5 seperti “Gaya Hidup Berkelanjutan” atau “Kearifan Lokal”.
Guru bisa merancang projek yang menggabungkan data geografi dengan kearifan lokal. Contoh: siswa meneliti pola penggunaan lahan di desa mereka, membandingkan dengan data citra satelit, lalu membuat rekomendasi untuk pertanian berkelanjutan.
Hal ini menumbuhkan kepedulian lingkungan sekaligus keterampilan analisis spasial.
Agar modul ajar deep learning geografi sukses diterapkan, guru dapat mengikuti beberapa tips berikut:
Modul ajar deep learning geografi kelas 9 SMP/MTs adalah langkah inovatif untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih kontekstual, menarik, dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan memanfaatkan teknologi AI, guru dapat membantu siswa memahami fenomena geografi secara lebih mendalam, melatih keterampilan berpikir kritis, dan menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata.
Penerapan modul ajar ini juga mendukung Kurikulum Merdeka, khususnya dalam penguatan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih hidup, interaktif, dan menumbuhkan kepedulian lingkungan di kalangan siswa.