
mengajarmerdeka.id – Pembelajaran Fisika di tingkat SMA/MA sering dianggap sulit karena sarat dengan rumus dan konsep abstrak. Namun, dengan penerapan Modul Ajar Deep Learning Fisika, guru dapat membawa pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Deep learning di sini bukan hanya istilah dalam kecerdasan buatan, tetapi pendekatan pembelajaran mendalam yang menuntut siswa berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengaitkan konsep Fisika dengan kehidupan sehari-hari.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Fisika SMA/MA, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena alam. Banyak siswa hanya menghafal rumus tanpa memahami makna di baliknya. Pendekatan deep learning mengajak siswa menganalisis, mengeksperimen, dan menyimpulkan.
Misalnya, saat mempelajari Hukum Newton, siswa tidak hanya menghafal F = m × a, tetapi diajak mengamati gerak benda di sekitar mereka, melakukan percobaan sederhana, lalu berdiskusi. Hal ini meningkatkan retensi konsep hingga 60% lebih baik dibanding metode ceramah.
Modul ajar ini disusun mengikuti prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan:
Sebuah modul ajar deep learning Fisika idealnya memiliki struktur sebagai berikut:
Identitas Modul
Memuat kelas, fase, mata pelajaran, dan topik. Misalnya:
Tujuan Pembelajaran
Tujuan dirumuskan sesuai CP dan IPK.
Contoh: Siswa dapat menjelaskan hukum Newton dengan benar dan menerapkannya untuk menganalisis gerak benda pada bidang datar dan miring.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Menggambarkan urutan materi dari pengenalan konsep, eksplorasi, hingga aplikasi. Misalnya: pengamatan fenomena – merumuskan masalah – menemukan konsep – latihan soal – proyek mini.
Kegiatan Pembelajaran
Menggunakan model seperti Discovery Learning, Problem Based Learning, atau Project Based Learning. Guru memfasilitasi, siswa mengeksplorasi.
Asesmen dan Refleksi
Terdiri dari asesmen formatif (kuis singkat, diskusi) dan sumatif (tes akhir, laporan projek).
Contoh Penerapan Modul Ajar Deep Learning
Mari kita lihat contoh modul ajar untuk topik Hukum Newton. Guru memulai dengan cerita sehari-hari: “Mengapa saat motor direm mendadak, tubuh kita terdorong ke depan?”
Dari situ, siswa diajak melakukan eksperimen sederhana dengan troli dan beban. Mereka mencatat data, membuat grafik, lalu menyimpulkan hubungan antara gaya, massa, dan percepatan.
Projek Mini
Siswa diminta membuat video kreatif tentang penerapan Hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, gaya dorong saat bermain skateboard atau gaya gesek saat bermain bola. Hasilnya dipresentasikan di kelas.
Penelitian pendidikan menunjukkan pembelajaran berbasis projek dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis hingga 70%. Siswa juga 2,5 kali lebih aktif bertanya dibanding pembelajaran konvensional.
Hal ini mendukung tujuan Kurikulum Merdeka yang ingin mencetak profil pelajar Pancasila yang kreatif, mandiri, dan gotong royong.
1. Gunakan Media Visual
Animasi simulasi Fisika seperti PhET membantu siswa memahami konsep abstrak seperti gaya, medan listrik, dan gelombang.
2. Libatkan Dunia Nyata
Hubungkan materi dengan fenomena sehari-hari. Misalnya saat membahas Hukum Archimedes, gunakan eksperimen dengan buah dan air untuk membuktikan gaya apung.
3. Manfaatkan Teknologi
Gunakan aplikasi seperti Google Classroom untuk mengunggah modul ajar, mengumpulkan tugas, dan memberikan feedback cepat.
4. Lakukan Diferensiasi
Bagi siswa menjadi kelompok sesuai tingkat pemahaman. Siswa yang cepat belajar diberi tantangan tambahan, sementara yang kesulitan mendapat pendampingan lebih intensif.
Beberapa guru merasa kesulitan menyiapkan modul ajar deep learning karena keterbatasan waktu. Solusinya, guru dapat berkolaborasi membuat bank modul ajar bersama MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Selain itu, memanfaatkan platform pembelajaran daring dapat menghemat waktu persiapan.
Modul Ajar Deep Learning Fisika SMA/MA adalah inovasi pembelajaran yang membawa siswa lebih dekat dengan sains.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menghafal rumus, tetapi memahami konsep, mampu berpikir kritis, dan siap menghadapi tantangan abad 21. Guru pun menjadi fasilitator pembelajaran yang inspiratif.