Modul ajar Deep Learning Bahasa Jawa kelas 4 SD/MI

mengajarmerdeka.id – Pembelajaran Bahasa Jawa di tingkat sekolah dasar sering kali dianggap sebagai mata pelajaran tambahan, padahal sejatinya ia menyimpan nilai budaya, etika, dan identitas bangsa.

Dalam Kurikulum Merdeka, lahirlah gagasan inovatif berupa modul ajar deep learning untuk Bahasa Jawa, khususnya di kelas 4 SD/MI.

Modul ini bukan sekadar perangkat pembelajaran, melainkan sebuah jalan untuk mengajak siswa menyelami bahasa ibu mereka melalui pengalaman belajar yang mendalam, kontekstual, dan menyenangkan.

Artikel ini akan membahas secara tuntas konsep, strategi, manfaat, serta implementasi modul ajar deep learning Bahasa Jawa untuk kelas 4, dengan pendekatan yang santai namun tetap ilmiah.

Apa Itu Modul Ajar Deep Learning?

Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang dirancang guru untuk mencapai tujuan capaian pembelajaran.

Sementara itu, deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar istilah teknologi kecerdasan buatan, melainkan strategi pembelajaran mendalam yang mendorong siswa berpikir kritis, memahami makna, dan mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata.

Dalam Bahasa Jawa, deep learning berarti siswa tidak hanya menghafal kosakata atau tata bahasa, tetapi juga mampu:

  • Menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari.
  • Memahami ungkapan kultural seperti paribasan, bebasan, dan tembung entar.
  • Menghargai nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.

Relevansi Deep Learning dengan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis projek dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Modul ajar deep learning Bahasa Jawa mendukung hal ini karena:

  1. Mengembangkan keterampilan komunikasi siswa melalui praktik langsung.
  2. Mengajarkan gotong royong lewat proyek bahasa, seperti pementasan dolanan Jawa atau penulisan geguritan.
  3. Membentuk karakter religius dan berbudaya melalui cerita rakyat dan pitutur luhur.

Dengan demikian, modul ajar ini bukan hanya memenuhi target akademik, tetapi juga membentuk kepribadian siswa.

Struktur Modul Ajar Bahasa Jawa Kelas 4

Agar sesuai standar Kurikulum Merdeka, modul ajar deep learning Bahasa Jawa kelas 4 SD/MI biasanya mencakup:

1. Identitas Modul

  • Mata pelajaran: Bahasa Jawa
  • Kelas: 4 SD/MI
  • Fase: B (Kelas 1–3) dan transisi menuju Fase C (Kelas 4–6)

2. Capaian Pembelajaran

Contohnya:

  • Siswa mampu menggunakan tembung krama alus dalam percakapan sederhana.
  • Siswa dapat menulis geguritan pendek dengan tema lingkungan sekolah.
  • Siswa memahami makna beberapa paribasan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan.

3. Tujuan Pembelajaran

  • Melatih siswa berani berbicara dalam bahasa Jawa di depan kelas.
  • Menumbuhkan kecintaan pada budaya Jawa melalui karya sastra sederhana.
  • Membiasakan siswa menggunakan tata krama bahasa Jawa sesuai konteks.

4. Kegiatan Pembelajaran

  • Ice breaking dengan dolanan Jawa (Cublak-cublak Suweng).
  • Diskusi kelompok tentang makna paribasan “Jer Basuki Mawa Bea”.
  • Menulis geguritan bertema lingkungan lalu dipajang di mading kelas.

5. Asesmen

  • Penilaian sikap: Kesantunan berbahasa.
  • Penilaian keterampilan: Membacakan geguritan.
  • Penilaian pengetahuan: Tes kosakata krama alus.

Strategi Deep Learning dalam Bahasa Jawa

Agar pembelajaran lebih hidup, guru bisa menerapkan strategi berikut:

1. Storytelling Berbasis Budaya

Guru menceritakan kisah wayang atau legenda Jawa, lalu mengajak siswa mendiskusikan pesan moralnya. Cerita tidak hanya didengar, tapi dipahami dan dihubungkan dengan kehidupan mereka.

2. Project Based Learning

Misalnya, membuat kamus mini Bahasa Jawa karya siswa. Mereka diminta menuliskan kata-kata krama alus yang sering digunakan di rumah, lalu menyusunnya dalam buku sederhana.

3. Kolaborasi dan Diskusi

Siswa diajak bermain peran (role play) menggunakan bahasa Jawa sesuai situasi, misalnya saat di pasar atau saat bertamu. Hal ini melatih spontanitas sekaligus kesantunan.

4. Refleksi

Setelah kegiatan, siswa menuliskan pengalaman atau perasaan mereka menggunakan bahasa Jawa sederhana. Inilah esensi deep learning: bukan sekadar menghafal, tapi memahami dan menginternalisasi.

Yang perlu diketahui

Manfaat Modul Ajar Deep Learning Bahasa Jawa

  1. Menghidupkan bahasa daerah
    Siswa menjadi terbiasa mendengar, berbicara, dan menulis dalam bahasa Jawa, sehingga bahasa ibu tetap lestari.
  2. Meningkatkan kepercayaan diri siswa
    Dengan pendekatan deep learning, siswa merasa belajar itu menyenangkan dan bukan beban.
  3. Membentuk karakter budaya
    Lewat paribasan, tembang dolanan, dan cerita rakyat, siswa belajar etika dan nilai luhur.
  4. Mendukung capaian akademik
    Keterampilan bahasa Jawa membantu keterampilan bahasa lain, seperti bahasa Indonesia dan bahasa asing.

Contoh Rangkaian Kegiatan 1 Minggu

  • Senin: Dolanan tradisional + pengenalan kosakata krama alus.
  • Selasa: Diskusi paribasan, siswa diminta memberi contoh penerapan.
  • Rabu: Menulis geguritan sederhana.
  • Kamis: Latihan membaca geguritan dengan intonasi.
  • Jumat: Pentas mini di kelas, siswa membacakan karyanya.

Dengan alur ini, pembelajaran terasa variatif dan menyentuh berbagai aspek kecerdasan siswa.

Tantangan dan Solusi

  1. Kurangnya bahan ajar
    Solusi: Guru bisa membuat modul berbasis lingkungan sekitar, misalnya cerita tentang pasar desa atau kegiatan panen.
  2. Siswa enggan menggunakan bahasa Jawa
    Solusi: Gunakan pendekatan santai dan apresiasi. Jangan memaksa, tetapi ciptakan suasana asyik.
  3. Keterbatasan guru dalam inovasi
    Solusi: Manfaatkan komunitas guru, platform pendidikan, dan contoh modul ajar di situs resmi Kemendikbud maupun blog pendidikan seperti mengajarmerdeka.id.

Download contoh Modul ajar Deep Learning Bahasa Jawa kelas 4 SD/MI

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Bahasa Jawa untuk Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:


Modul ajar deep learning Bahasa Jawa kelas 4 SD/MI adalah inovasi pembelajaran yang menjembatani antara tradisi dan modernitas.

Dengan strategi storytelling, project based learning, dan refleksi, siswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai luhur Jawa.

Melalui Kurikulum Merdeka, guru punya ruang luas untuk berkreasi, sementara siswa mendapat pengalaman belajar yang mendalam, menyenangkan, dan bermakna.

Maka, modul ajar ini bukan hanya perangkat, tetapi sebuah perjalanan budaya dan identitas yang tak ternilai.

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.