
mengajarmerdeka.id – Pendidikan dasar menjadi fondasi penting dalam membangun kecakapan abad 21. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana membuat pembelajaran lebih kontekstual, interaktif, dan bermakna.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang luas bagi guru untuk berinovasi, termasuk dalam penyusunan modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 3 SD/MI.
Artikel ini akan mengupas secara detail apa itu modul ajar deep learning, bagaimana penerapannya di kelas 3 SD/MI, strategi yang bisa digunakan guru, serta contoh aktivitas belajar yang menyenangkan dan mudah dipahami siswa.
Modul ajar adalah perangkat ajar yang berfungsi sebagai panduan guru untuk melaksanakan pembelajaran.
Berbeda dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang lebih ringkas, modul ajar memuat komponen yang lebih detail seperti capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, materi, aktivitas, asesmen, hingga refleksi.
Sementara itu, deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar istilah teknologi kecerdasan buatan, melainkan pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam (deep understanding).
Peserta didik tidak hanya menghafal kosakata Bahasa Inggris, tetapi benar-benar mengerti cara menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari.
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional membutuhkan strategi pengajaran yang lebih dari sekadar textbook.
Anak-anak kelas 3 SD/MI berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret (menurut Piaget). Pada tahap ini, mereka lebih mudah memahami konsep jika diberikan contoh nyata dan pengalaman langsung.
Deep learning membantu siswa:
Contohnya, alih-alih hanya menghafal kata apple, banana, orange, siswa diajak praktik berbelanja buah dengan dialog sederhana.
Dalam Kurikulum Merdeka, struktur modul ajar memuat komponen penting yang selaras dengan Profil Pelajar Pancasila. Berikut gambaran komponennya:
Berisi mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, dan capaian pembelajaran.
Mengacu pada fase A (kelas 1–2) dan fase B (kelas 3–4). Untuk kelas 3, siswa diharapkan mampu mengenali kosakata dasar, memahami instruksi sederhana, dan berkomunikasi singkat dalam konteks kelas maupun kehidupan sehari-hari.
Dirancang bertahap, misalnya:
Aktivitas dirancang berbasis permainan (games), lagu, dialog sederhana, hingga proyek kecil.
Asesmen dilakukan secara formatif dan sumatif. Misalnya melalui kuis lisan, menulis kalimat sederhana, atau proyek kelas seperti role play.
Agar pembelajaran tidak sekadar hafalan, guru dapat menerapkan strategi berikut:
Guru membacakan cerita pendek dalam Bahasa Inggris, lalu mengajak siswa mengidentifikasi tokoh, benda, atau aktivitas.
Aktivitas berbasis praktik nyata, seperti simulasi berbelanja, memperkenalkan diri, atau bermain peran sebagai keluarga.
Siswa bekerja berpasangan atau berkelompok kecil, misalnya membuat poster tentang My Family dengan menuliskan kalimat pendek.
Menggunakan aplikasi pembelajaran interaktif, flashcard digital, atau video singkat untuk memperkuat pengalaman belajar.
Untuk memperjelas, berikut contoh skenario pembelajaran Bahasa Inggris kelas 3 dengan pendekatan deep learning:
Penerapan modul ajar ini memiliki banyak manfaat:
Modul ajar deep learning Bahasa Inggris juga mendukung terbentuknya Profil Pelajar Pancasila:
Tidak dipungkiri ada beberapa tantangan dalam penerapan modul deep learning, seperti keterbatasan fasilitas atau kemampuan bahasa guru. Solusinya antara lain:
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Bahasa Inggris kelas 3 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Modul ajar deep learning Bahasa Inggris kelas 3 SD/MI menjadi jawaban untuk menjadikan pembelajaran lebih hidup, bermakna, dan sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menghafal kosakata, tetapi mampu menggunakan Bahasa Inggris dalam konteks nyata.
Guru pun memiliki panduan yang jelas untuk merancang pembelajaran kreatif, sementara siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan. Hasilnya, kualitas literasi Bahasa Inggris anak Indonesia dapat meningkat sejalan dengan tuntutan global.