Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI

mengajarmerdeka.id – Pernahkah Anda melihat siswa kelas 6 SD yang tiba-tiba bisa membuat cerita pendek dengan alur runtut, padahal sebelumnya mereka kesulitan menulis satu paragraf saja? Itulah salah satu bukti nyata bagaimana pembelajaran berbasis modul ajar yang tepat dapat membawa perubahan besar.

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia hadir sebagai salah satu strategi pembelajaran di Kurikulum Merdeka yang mampu membantu siswa tidak sekadar menghafal, tetapi benar-benar memahami dan menginternalisasi bahasa.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD/MI, bagaimana strukturnya, contoh penerapannya, serta manfaatnya bagi siswa dan guru.

Download contoh Modul ajar Deep Learning Bahasa Indonesia kelas 6 SD/MI

Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Bahasa Indonesia untuk Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:

SEMESTER 1

SEMESTER 2

Apa Itu Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia?

Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang berfungsi sebagai panduan guru dalam mengajar di kelas.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, modul ajar tidak hanya sekadar kumpulan materi, melainkan sebuah rancangan pembelajaran yang komprehensif, fleksibel, dan kontekstual.

Sementara itu, deep learning di sini bukan hanya istilah dalam kecerdasan buatan. Deep learning dalam pendidikan berarti proses pembelajaran mendalam, di mana siswa tidak hanya tahu dan mengingat, tetapi juga memahami, menghubungkan, serta mampu menerapkan konsep dalam kehidupan nyata.

Jadi, Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI adalah perangkat ajar yang dirancang agar siswa dapat:

  1. Menguasai keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, menulis).
  2. Memahami teks dengan kritis, bukan sekadar membacanya.
  3. Mampu menghasilkan karya tulis atau lisan dengan struktur yang baik.
  4. Mengaitkan pembelajaran bahasa dengan kehidupan sehari-hari.

Mengapa Modul Ajar Deep Learning Penting di Kelas 6?

Kelas 6 adalah tahap akhir siswa di Sekolah Dasar. Pada fase ini, mereka sedang mempersiapkan diri menuju jenjang SMP.

Bahasa Indonesia bukan hanya mata pelajaran, melainkan fondasi untuk semua mata pelajaran lain. Jika siswa mampu memahami bahasa dengan baik, mereka akan lebih mudah memahami materi IPA, IPS, maupun Matematika.

Menurut data PISA (Programme for International Student Assessment), kemampuan literasi membaca siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata internasional.

Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran bahasa perlu ditingkatkan. Modul ajar dengan pendekatan deep learning dapat menjadi jawaban karena mengajak siswa berpikir kritis, analitis, dan reflektif terhadap teks.

Struktur Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia

Sama seperti modul ajar lain dalam Kurikulum Merdeka, struktur Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI biasanya mencakup:

1. Informasi Umum

  • Identitas modul (kelas, mata pelajaran, topik, alokasi waktu).
  • Kompetensi yang ingin dicapai.
  • Profil Pelajar Pancasila yang dituju, misalnya kreatif, bernalar kritis, dan gotong royong.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dirumuskan dengan jelas, terukur, dan sesuai capaian pembelajaran (CP). Misalnya, siswa mampu menulis teks narasi sederhana dengan alur yang logis.

3. Pemahaman Bermakna

Bagian ini menekankan mengapa materi penting dipelajari. Contohnya, siswa memahami bahwa menulis cerita dapat membantu menyampaikan ide dan perasaan kepada orang lain.

4. Pertanyaan Pemantik

Pertanyaan yang mengarahkan siswa berpikir kritis, misalnya:

  • Apa yang membuat sebuah cerita menarik untuk dibaca?
  • Bagaimana cara tokoh dalam cerita menghadapi masalah?

5. Kegiatan Pembelajaran

Biasanya menggunakan pendekatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Guru bisa mengajak siswa membaca cerita rakyat, mendiskusikan alurnya, lalu menulis versi cerita mereka sendiri.

6. Asesmen

Asesmen dilakukan secara formatif dan sumatif. Misalnya, siswa diminta membuat ringkasan cerita (asesmen formatif) atau menulis cerpen pendek (asesmen sumatif).

7. Refleksi dan Tindak Lanjut

Siswa diajak merenungkan apa yang sudah mereka pelajari dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Penerapan Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia

Mari kita lihat contoh sederhana penerapannya di kelas 6:

  • Tema: Cerita Rakyat Nusantara
  • Tujuan: Siswa mampu menulis ulang cerita rakyat dengan gaya bahasa mereka sendiri.
  • Kegiatan:
    1. Guru membacakan cerita rakyat “Timun Mas”.
    2. Siswa mendiskusikan tokoh, konflik, dan alur cerita.
    3. Siswa diminta menulis ulang cerita dengan akhir berbeda.
  • Deep Learning: Siswa tidak hanya membaca cerita, tetapi juga menganalisis alur, memahami pesan moral, lalu mengembangkan imajinasi mereka dengan menulis akhir cerita yang baru.

Dengan strategi ini, siswa belajar memahami teks secara mendalam sekaligus mengembangkan kreativitas.

Yang perlu diketahui

Keunggulan Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia

  1. Meningkatkan Literasi Membaca dan Menulis
    Siswa lebih terlatih membaca kritis dan menulis dengan struktur yang baik.
  2. Melatih Berpikir Kritis dan Kreatif
    Siswa diajak menganalisis teks, bukan sekadar menghafal.
  3. Relevan dengan Kehidupan Nyata
    Teks dan aktivitas disesuaikan dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari.
  4. Mendukung Profil Pelajar Pancasila
    Kegiatan seperti diskusi kelompok, menulis bersama, dan presentasi melatih gotong royong, komunikasi, serta kemandirian.

Tips Guru dalam Menggunakan Modul Ajar Deep Learning

  1. Gunakan teks yang dekat dengan dunia siswa, misalnya cerita rakyat lokal atau artikel tentang lingkungan sekolah.
  2. Ajak siswa berdiskusi, bukan hanya mendengarkan.
  3. Berikan ruang untuk kreativitas, misalnya menulis puisi, drama, atau blog sederhana.
  4. Lakukan asesmen yang beragam: portofolio, proyek, maupun kuis reflektif.
  5. Hubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, misalnya menulis laporan kegiatan sekolah.

Modul Ajar Deep Learning dan Teknologi

Di era digital, guru juga bisa memanfaatkan teknologi untuk memperkaya pembelajaran Bahasa Indonesia. Misalnya, siswa bisa membuat podcast cerita, membuat blog kelas, atau menggunakan aplikasi mind mapping untuk menyusun alur cerita.

Penggunaan teknologi tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga relevan dengan perkembangan zaman.

Dampak Positif Bagi Siswa

Ketika Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia diterapkan dengan baik, siswa kelas 6 akan lebih siap menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya.

Mereka tidak hanya pandai membaca dan menulis, tetapi juga mampu berpikir kritis, percaya diri berbicara, serta menghargai karya sastra Indonesia.

FAQ tentang Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI

Apa perbedaan modul ajar biasa dengan modul ajar deep learning?

Modul ajar biasa cenderung fokus pada materi, sedangkan modul ajar deep learning menekankan pemahaman mendalam, keterampilan berpikir kritis, dan penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah guru wajib menggunakan Modul Ajar Deep Learning?

Tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka karena terbukti efektif meningkatkan literasi dan keterampilan bahasa siswa.

Apakah modul ini bisa digunakan di madrasah ibtidaiyah (MI)?

Ya, modul ini dirancang fleksibel sehingga bisa digunakan di SD maupun MI dengan penyesuaian konteks dan materi.

Bagaimana cara mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia?

Guru bisa mengunduh contoh dari platform Merdeka Mengajar atau membuat modul sendiri dengan mengikuti struktur yang ada.

Apakah siswa bisa membuat modul sendiri?

Bisa. Bahkan, melibatkan siswa dalam membuat rencana pembelajaran kecil dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar mereka.

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.