
mengajarmerdeka.id – Pagi itu, Bu Ratna masuk ke kelas 2 SD dengan membawa buku cerita bergambar. Ia tersenyum melihat murid-murid bersemangat menebak apa isi cerita. “Hari ini kita belajar Bahasa Indonesia, tapi caranya berbeda. Kita akan masuk ke dalam cerita,” katanya.
Metode ini bukan hanya membaca, tetapi melibatkan anak untuk merasakan, memahami, dan menceritakan kembali dengan gaya mereka sendiri. Inilah yang disebut modul ajar deep learning: pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih dalam, kreatif, dan berkesan.
Deep learning adalah pendekatan pembelajaran mendalam. Bukan sekadar menghafal, tetapi memahami, menghubungkan, dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 2, deep learning berarti:
Menurut Biggs & Tang (2011), pembelajaran mendalam meningkatkan retensi hingga 70% lebih lama dibanding hafalan semata.
Siswa mampu menyimak cerita sederhana, memahami isi, dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.
Bu Ratna membacakan cerita “Kancil dan Buaya” dengan penuh ekspresi. Anak-anak menyimak dengan antusias. Setelah selesai, ia bertanya, “Siapa yang bisa menceritakan kembali kisah Kancil dengan gayanya sendiri?”
Beberapa siswa berani maju. Ada yang menirukan suara Kancil, ada pula yang menambahkan imajinasi sendiri. Lalu, dalam kelompok kecil, siswa menggambar adegan cerita favorit mereka. Hasilnya beragam: ada gambar Kancil menipu buaya, ada juga buaya yang marah.
Kegiatan ini membuat siswa tidak hanya mengingat cerita, tetapi juga memahami pesan: jangan suka menipu.
1. Kontekstualisasi
Menghubungkan cerita dengan pengalaman siswa sehari-hari, misalnya kejujuran di rumah atau sekolah.
2. Refleksi
Mengajak siswa menuliskan atau menggambar perasaan setelah membaca cerita.
3. Kolaborasi
Membagi siswa ke dalam kelompok untuk mendiskusikan isi cerita.
4. Aksi Nyata
Mendorong siswa mempraktikkan nilai yang dipelajari, misalnya berkata jujur kepada teman.
Penelitian Hattie (2018) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis refleksi memiliki efek ukuran 0,79 terhadap hasil belajar, jauh di atas rata-rata 0,4.
Pada anak usia SD, strategi storytelling terbukti meningkatkan kemampuan literasi dasar hingga 60% lebih cepat (UNESCO, 2020).
Kegiatan | Tujuan | Media |
---|---|---|
Membacakan cerita rakyat | Meningkatkan keterampilan menyimak | Buku cerita |
Tanya jawab isi cerita | Mengukur pemahaman siswa | Pertanyaan lisan |
Menceritakan kembali | Melatih keterampilan berbicara | Ekspresi verbal |
Menggambar adegan cerita | Mengekspresikan pemahaman | Kertas, krayon |
Role-play sederhana | Meningkatkan kreativitas | Kostum sederhana |
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Bahasa Indonesia kelas 2 SD Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia kelas 2 SD/MI membantu siswa lebih dari sekadar belajar membaca. Mereka belajar menyimak dengan baik, memahami pesan, dan mengungkapkan kembali dengan bahasa mereka sendiri.
Dengan storytelling, diskusi, refleksi, dan praktik nyata, pembelajaran menjadi pengalaman menyenangkan sekaligus bermakna.
Pembelajaran Bahasa Indonesia tak lagi membosankan, melainkan petualangan yang membentuk karakter, imajinasi, dan kemampuan literasi sejak dini.