
mengajarmerdeka.id – Mungkin Anda pernah merasa bingung ketika harus menyusun modul ajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Apalagi jika harus mengintegrasikan konsep Deep Learning ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Banyak guru yang bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya bentuk modul ajar Deep Learning Bahasa Indonesia untuk kelas 11 SMA/MA?
Artikel ini akan mengupas tuntas mulai dari konsep dasar, struktur modul, tujuan pembelajaran, hingga strategi praktis yang bisa diterapkan guru di kelas.
Dengan gaya santai, kita akan menjelajahi bagaimana modul ajar ini bisa menjadi senjata ampuh untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning Bahasa Indonesia untuk Kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Dapatkan juga: Perangkat Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/MA Deep Learning
Deep Learning dalam konteks pendidikan bukanlah tentang kecerdasan buatan saja, tetapi pendekatan pembelajaran mendalam yang menekankan pemahaman konsep, analisis kritis, dan penerapan nyata.
Untuk siswa kelas 11 SMA/MA, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak sekadar menghafal kaidah atau membaca teks panjang, tetapi melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif.
Menurut data PISA (Programme for International Student Assessment), kemampuan literasi membaca siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata internasional.
Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan baru yang lebih mendalam. Modul Ajar Deep Learning menjadi salah satu solusi untuk mengasah keterampilan literasi dan pemahaman teks siswa.
Sebuah modul ajar yang baik harus memiliki struktur jelas dan sistematis. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11, struktur modul ajar Deep Learning biasanya mencakup:
Berisi informasi dasar seperti mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, dan profil pelajar Pancasila yang ingin dikembangkan. Misalnya: kreatif, bernalar kritis, dan berakhlak mulia.
Capaian pembelajaran harus dirumuskan sesuai dengan fase F (kelas XI SMA/MA). Contoh capaian pembelajaran adalah siswa mampu menganalisis struktur teks sastra, memahami konteks sosial budaya dalam teks, serta menghasilkan karya tulis kreatif.
Tujuan pembelajaran sebaiknya dirumuskan dalam kalimat aktif yang menggambarkan kompetensi yang harus dicapai siswa. Misalnya:
Bagian ini berfungsi sebagai jembatan untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Pertanyaan pemantik contohnya:
Tahapan pembelajaran berbasis Deep Learning terdiri atas:
Asesmen dalam modul ajar Deep Learning harus meliputi asesmen formatif dan sumatif. Instrumen bisa berupa rubrik penilaian analisis teks, jurnal reflektif, dan presentasi proyek.
Sumber belajar tidak hanya buku teks, tetapi juga artikel ilmiah, karya sastra modern, film adaptasi, hingga platform digital. Hal ini membuat pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan siswa.
Bayangkan seorang guru bernama Bu Rini yang mengajar Bahasa Indonesia di SMA. Ia dulu sering menggunakan metode konvensional: menjelaskan teori, memberi tugas, lalu menguji siswa. Hasilnya? Banyak siswa menganggap Bahasa Indonesia itu membosankan.
Namun sejak menggunakan modul ajar Deep Learning, suasana kelas berubah. Bu Rini mengajak siswa membaca cerpen dari penulis lokal, mendiskusikan tema yang relevan dengan isu sosial, lalu meminta siswa membuat podcast tentang cerpen tersebut.
Siswa yang biasanya diam, kini berani berbicara. Mereka merasa pembelajaran Bahasa Indonesia bukan hanya teori, tetapi pengalaman nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Cerita ini menunjukkan bahwa modul ajar yang dirancang dengan prinsip Deep Learning mampu menghidupkan kelas dan meningkatkan keterlibatan siswa.
Agar modul ajar Bahasa Indonesia kelas 11 lebih efektif, guru bisa menerapkan strategi berikut:
Misalnya, siswa diminta membuat karya antologi cerpen. Proses ini melatih kolaborasi, keterampilan menulis, dan apresiasi sastra.
Guru bisa memanfaatkan aplikasi seperti Padlet, Canva, atau podcast untuk menyalurkan kreativitas siswa. Ini membuat pembelajaran lebih relevan dengan generasi digital.
Setiap akhir pertemuan, siswa diminta menulis refleksi singkat. Refleksi ini penting untuk menumbuhkan kesadaran belajar mandiri.
Alih-alih hanya ujian tertulis, gunakan penilaian berbasis proyek. Misalnya, penilaian dari diskusi kelas, presentasi kelompok, dan karya kreatif siswa.
Tentu saja, penerapan modul ajar Deep Learning tidak selalu mulus. Ada beberapa tantangan seperti:
Namun semua tantangan bisa diatasi dengan strategi adaptif. Guru dapat mengatur prioritas materi, memberikan peran berbeda pada setiap siswa, dan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada.
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia kelas 11 SMA/MA bukan sekadar perangkat administrasi, tetapi panduan nyata untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna.
Dengan modul ajar ini, siswa tidak hanya belajar teori bahasa, tetapi juga mengasah keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif.
Bagi guru, modul ajar ini menjadi kunci untuk menciptakan suasana belajar yang hidup, interaktif, dan sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka. Seperti kisah Bu Rini tadi, modul ajar yang dirancang dengan baik mampu mengubah wajah pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.
Jika Anda seorang guru, kini saatnya mencoba merancang modul ajar Deep Learning untuk kelas Anda. Dengan sedikit kreativitas, Anda bisa membuat siswa merasa bahwa Bahasa Indonesia bukan sekadar mata pelajaran, tetapi cermin kehidupan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com