
mengajarmerdeka.id – Capaian Pembelajaran atau CP merupakan elemen kunci dalam Kurikulum Merdeka. CP menggantikan struktur Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sebelumnya digunakan dalam Kurikulum 2013.
Melalui CP, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi pendidik untuk merancang pembelajaran yang lebih kontekstual, bermakna, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Dalam konteks ini, CP adalah deskripsi kompetensi dan materi esensial yang harus dikuasai peserta didik pada setiap fase pembelajaran.
Penyusunan CP mempertimbangkan tahapan perkembangan anak, bukan hanya berdasarkan jenjang kelas semata.
Capaian Pembelajaran berfungsi sebagai rujukan utama dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Dengan berfokus pada CP, guru memiliki acuan yang jelas untuk menentukan tujuan pembelajaran dan mengembangkan kegiatan belajar yang sesuai kebutuhan siswa.
CP dalam Kurikulum Merdeka dibagi ke dalam enam fase, yaitu:
Setiap fase dirancang agar peserta didik dapat mencapai kompetensi tertentu dalam rentang waktu tertentu, tidak terbatas oleh batas kelas tahunan.
CP dirancang dengan prinsip esensial dan fleksibel. Materi yang dimuat adalah materi pokok yang mendukung kompetensi abad 21, termasuk kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.
CP juga mengintegrasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, sehingga siswa tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki karakter yang kuat.
Perbedaan utama terletak pada fleksibilitas dan pendekatan pembelajarannya. Jika dalam Kurikulum 2013 guru harus mengikuti urutan KD yang baku dan banyak, dalam Kurikulum Merdeka guru diberi keleluasaan untuk menyesuaikan kegiatan belajar sesuai CP dan konteks lokal.
Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih personal, relevan, dan berdampak nyata pada siswa.
Guru bukan hanya sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga perancang pengalaman belajar. Dalam Kurikulum Merdeka, guru diharapkan mampu menafsirkan CP dan menurunkannya menjadi tujuan pembelajaran konkret yang dapat diukur.
Penilaian tidak lagi terfokus pada angka atau hafalan, melainkan pada proses dan pemahaman konsep. Penilaian formatif menjadi alat utama untuk memberikan umpan balik dan meningkatkan capaian belajar siswa secara bertahap.
Penerapan CP tentu tidak lepas dari tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, kebiasaan guru sebelumnya, atau kurangnya pelatihan.
Namun, solusi bisa dilakukan melalui pelatihan berkelanjutan, kolaborasi antar guru, serta pemanfaatan platform Merdeka Mengajar yang menyediakan modul, video pembelajaran, dan asesmen diagnostik.
Misalnya, CP untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di Fase D (kelas 7–9) mencakup kemampuan memahami teks naratif, menulis teks eksplanasi, serta berargumentasi secara logis dalam diskusi.
CP ini diturunkan ke dalam tujuan pembelajaran, misalnya: “Siswa dapat menulis teks eksplanasi berdasarkan pengamatan terhadap fenomena sosial.”
Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan fondasi utama bagi pembelajaran yang lebih bermakna dan berpihak pada siswa.
Dengan memahami konsep dan penerapan CP, guru dapat menciptakan proses belajar yang adaptif, menyenangkan, dan mendalam. CP bukan sekadar dokumen, melainkan panduan transformasi pendidikan di Indonesia.
Apa itu CP dalam Kurikulum Merdeka?
CP adalah Capaian Pembelajaran, yaitu deskripsi kompetensi dan materi esensial yang harus dikuasai siswa pada setiap fase.
Berapa fase dalam CP?
Ada enam fase, dari Fase A (kelas 1–2 SD) hingga Fase F (kelas 11–12 SMA/SMK).
Apakah CP menggantikan KI dan KD?
Ya, CP menggantikan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari Kurikulum 2013.
Bagaimana guru menggunakan CP?
Guru menafsirkan CP menjadi tujuan pembelajaran dan merancang kegiatan belajar yang relevan.
Apa tantangan penerapan CP?
Tantangannya meliputi adaptasi guru, pelatihan, dan sumber daya. Solusinya adalah pelatihan dan kolaborasi.
Di mana guru bisa mengakses dokumen CP?
Dokumen CP tersedia di laman resmi Kemdikbudristek dan aplikasi Merdeka Mengajar.