
mengajarmerdeka.id – Ketika teknologi mulai menembus batas ruang kelas, Biologi bukan lagi pelajaran yang hanya dihafal dari buku tebal dan gambar anatomi. Kini, deep learning hadir sebagai jembatan antara ilmu alam dan kecerdasan buatan, membantu siswa memahami kehidupan dari sel hingga ekosistem secara lebih mendalam dan interaktif.
Bayangkan seorang siswa SMA yang mempelajari sistem saraf bukan dari gambar statis, tetapi melalui simulasi berbasis AI yang menampilkan sinyal neuron dalam waktu nyata.
Atau saat guru menjelaskan genetika, siswa bisa bereksperimen secara virtual dengan kode DNA dan melihat hasil mutasi secara langsung. Inilah revolusi yang dibawa oleh perangkat ajar Biologi berbasis deep learning dalam Kurikulum Merdeka.
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Biologi Kelas 10, 11, 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka Deep Learning berdasarkan mata pelajaran, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 10, 11, 12 SMA
Biologi adalah ilmu tentang kehidupan yang penuh kompleksitas. Menurut National Science Teaching Association (NSTA, 2024), siswa sering kesulitan memahami konsep abstrak seperti fotosintesis, homeostasis, dan sistem imun karena prosesnya tidak bisa diamati langsung. Deep learning hadir untuk memecahkan masalah ini.
Dengan teknologi ini, komputer tidak hanya menampilkan data, tetapi juga belajar dari data. Melalui algoritma neural network, sistem dapat memprediksi pola biologis, mengenali gambar mikroskopis, hingga memberikan simulasi interaktif yang menyerupai eksperimen nyata.
Data ilmiah dari Journal of Educational Computing Research (2024) menyebutkan bahwa penerapan deep learning dalam pembelajaran sains meningkatkan pemahaman konsep hingga 46% dan retensi pengetahuan hingga 52%. Artinya, siswa bukan hanya mengingat, tetapi benar-benar memahami.
Perangkat ajar Biologi berbasis deep learning adalah kumpulan media pembelajaran, aktivitas digital, dan alat evaluasi cerdas yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efektivitas belajar.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar ini memuat:
Dengan pendekatan ini, Biologi tidak lagi menjadi pelajaran pasif, tetapi pengalaman interaktif yang hidup.
Perangkat ajar disusun berdasarkan fase perkembangan kognitif siswa SMA. Berikut pembagian dan integrasi deep learning pada tiap jenjang:
Topik seperti sel, jaringan, dan keanekaragaman hayati dapat dipelajari melalui model 3D berbasis AI.
Pada jenjang ini, pembelajaran lebih kompleks. Deep learning digunakan untuk mensimulasikan proses biologis secara dinamis.
Konsep-konsep abstrak seperti evolusi genetik dan interaksi ekosistem dapat divisualisasikan melalui simulasi deep learning.
Dengan pendekatan ini, siswa belajar sains melalui eksplorasi, bukan sekadar hafalan.
Di SMA Negeri 1 Malang, Pak Dedi, seorang guru Biologi dengan semangat tinggi terhadap teknologi, mulai menerapkan perangkat ajar berbasis deep learning sejak tahun 2025.
Awalnya, beliau menggunakan aplikasi visualisasi sel yang mampu menganalisis mikrograf. “Saya kaget waktu sistem mengenali jenis jaringan lebih cepat dari saya,” katanya sambil tertawa. “Tapi justru di situlah letak keajaiban AI bukan menggantikan guru, melainkan memperkaya proses belajar.”
Salah satu siswanya, Rani, yang sebelumnya kesulitan memahami fotosintesis, kini mampu menjelaskan prosesnya lengkap dengan tahapan kimiawi. Ia belajar dari simulasi deep learning yang menampilkan setiap reaksi dari cahaya matahari hingga pembentukan glukosa. “Aku kayak bisa lihat tumbuhan ‘bernapas’,” ujarnya.
Kurikulum Merdeka memberi ruang bagi guru untuk berinovasi. Filosofinya adalah pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis kompetensi, di mana setiap siswa belajar sesuai kebutuhan dan kecepatan masing-masing.
Deep learning memperkuat prinsip ini. Dengan analisis data belajar siswa, sistem dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi. Misalnya, jika seorang siswa unggul dalam memahami anatomi tetapi lemah di genetika, perangkat ajar akan memberikan latihan tambahan di topik DNA dan pewarisan sifat.
Hal ini sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila, terutama dimensi berpikir kritis dan kreatif. Melalui simulasi berbasis AI, siswa tidak hanya menghafal konsep, tetapi mengembangkan kemampuan ilmiah: mengamati, mengukur, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Untuk memahami bagaimana sistem ini bekerja, mari lihat tiga pilar utama teknologinya:
Menurut penelitian Harvard Graduate School of Education (2025), penggunaan AI dalam pembelajaran sains meningkatkan partisipasi siswa hingga 60% dan menurunkan tingkat kebosanan kelas sebesar 45%.
Perangkat ajar Biologi berbasis deep learning membawa manfaat nyata di berbagai sisi:
Selain itu, perangkat ajar ini juga mendukung prinsip Assessment for Learning (AfL), di mana penilaian digunakan bukan untuk menghakimi hasil, tetapi untuk memahami proses belajar.
Tentu, penerapan deep learning tidak selalu mudah. Tantangan utama adalah akses internet, keterampilan digital guru, dan infrastruktur perangkat.
Namun, Kementerian Pendidikan sudah mulai mengatasi hal ini melalui Program Sekolah Digital Merdeka yang menyediakan platform pembelajaran berbasis AI secara nasional.
Guru juga dapat memanfaatkan sumber terbuka seperti mengajarmerdeka.id, yang menyediakan perangkat ajar Biologi berbasis teknologi adaptif dan mudah digunakan bahkan di sekolah dengan koneksi terbatas.
Mari lihat contoh topik “Sistem Ekskresi Manusia”:
Hasilnya? Pembelajaran menjadi dua arah. Siswa aktif bertanya, guru berperan sebagai mentor ilmiah.
Integrasi deep learning bukan sekadar tren teknologi, tetapi arah masa depan pendidikan sains di Indonesia. Dengan perangkat ajar yang adaptif, siswa SMA/MA dapat mempelajari konsep Biologi dengan cara yang relevan dan menyenangkan.
Selain itu, guru tidak lagi terbebani oleh administrasi atau penilaian manual. Waktu lebih banyak digunakan untuk diskusi, eksperimen, dan membangun rasa ingin tahu ilmiah.
Bayangkan di masa depan, setiap siswa dapat membuat simulasi eksperimen genetika hanya dengan perintah suara. Atau membandingkan data fotosintesis dari berbagai daerah di Indonesia secara real time. Semuanya dimungkinkan dengan deep learning.
Perangkat ajar Biologi berbasis deep learning untuk Kelas 10, 11, dan 12 SMA/MA bukan hanya inovasi, tetapi juga evolusi cara kita memahami kehidupan. Teknologi ini membantu siswa tidak sekadar belajar tentang kehidupan, tetapi mengalami kehidupan melalui data, visualisasi, dan eksplorasi ilmiah.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi, dan deep learning adalah alat yang memperluas ruang itu.
Seperti kata Pak Dedi di akhir kelasnya, “Saya tidak lagi mengajar Biologi. Saya menuntun anak-anak untuk memahami kehidupan dengan bantuan kecerdasan buatan.”
Untuk guru dan sekolah yang ingin mengimplementasikan pendekatan ini, kunjungi artikel terkait di mengajarmerdeka.id seperti Modul Ajar Deep Learning Biologi Fase E, Pembelajaran Adaptif di SMA, dan Integrasi AI dalam Pendidikan Sains.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com