
mengajarmerdeka.id – Bayangkan suasana kelas pagi di sebuah sekolah dasar di Yogyakarta. Anak-anak duduk melingkar, tersenyum ketika guru berkata dengan lembut, “Anak-anak, ayo sinau tembung andhap asor dina iki.”
Mereka tidak hanya mendengarkan, tapi juga berbicara, menulis, dan bahkan berinteraksi dengan layar tablet yang menampilkan karakter animasi berbicara dalam Bahasa Jawa halus.
Inilah wujud nyata dari perangkat ajar Bahasa Jawa Kelas 2 SD/MI berbasis deep learning, sebuah inovasi pendidikan yang menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi kecerdasan buatan modern.
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Bahasa Jawa untuk Kelas 2 SD/MI Deep Learning Kurikulum Merdeka, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Bahasa Jawa kelas 2 Deep Learning SD/MI
Bahasa daerah seperti Bahasa Jawa adalah warisan budaya yang harus dijaga, namun tantangannya semakin besar di era digital. Banyak anak-anak kini lebih fasih berbahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing dibandingkan bahasa ibu mereka.
Menurut penelitian Balai Bahasa Yogyakarta (2023), sekitar 42% siswa SD di kota besar sudah jarang menggunakan Bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari.
Di sinilah peran deep learning menjadi penting. Teknologi ini memungkinkan sistem pembelajaran memahami pola bahasa, logat, dan konteks sosial. Dengan pendekatan adaptif, siswa belajar Bahasa Jawa sesuai kemampuan mereka, sambil tetap menikmati pengalaman belajar yang interaktif.
Misalnya, ketika seorang siswa salah melafalkan kata “mangan” menjadi “mangané”, sistem deep learning langsung mengenali kesalahan tersebut dan memberikan koreksi dengan contoh audio yang benar. Hasilnya, pembelajaran jadi menyenangkan dan efektif tanpa rasa malu.
Perangkat ajar ini dirancang berdasarkan prinsip Kurikulum Merdeka dan dikembangkan dalam tiga dimensi utama: pengetahuan linguistik, keterampilan berbahasa, dan pemahaman budaya Jawa.
Dengan model ini, pembelajaran menjadi lebih fleksibel, personal, dan berfokus pada kemajuan nyata setiap anak.
Di SD Muhammadiyah Bantul, Bu Endang, seorang guru Bahasa Jawa, sempat mengira teknologi akan menggeser nilai-nilai tradisional. Namun, setelah mencoba perangkat ajar berbasis deep learning, pandangannya berubah total.
“Saya tidak menyangka anak-anak jadi semangat sinau tembung kromo,” ujarnya sambil tersenyum.
Salah satu fitur favorit murid-muridnya adalah AI Voice Challenge, di mana mereka menirukan kalimat Bahasa Jawa halus dari karakter virtual bernama “Mbok Yem.”
Sistem menilai pengucapan dan memberikan bintang jika ucapannya benar. Dalam dua bulan, kemampuan berbicara Bahasa Jawa anak-anak meningkat signifikan.
Bu Endang menambahkan, “Mereka jadi bangga bisa ngomong halus ke orang tua di rumah. Teknologi ternyata bisa menjaga budaya, bukan merusaknya.”
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berdiferensiasi dan kontekstual. Dalam konteks Bahasa Jawa, hal ini berarti siswa belajar bukan hanya untuk menguasai bahasa, tetapi untuk memahami nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya seperti andhap asor, tata krama, dan gotong royong.
Dengan deep learning, guru dapat dengan mudah mengintegrasikan nilai-nilai tersebut melalui pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), misalnya:
Pendekatan ini selaras dengan semangat Profil Pelajar Pancasila yang menumbuhkan karakter, gotong royong, dan kebanggaan budaya lokal.
Deep learning bekerja seperti otak manusia ia belajar dari contoh. Dalam konteks Bahasa Jawa, sistem ini dilatih menggunakan ribuan data percakapan, teks sastra, dan dialog autentik dari berbagai dialek (Ngoko, Krama, Krama Inggil).
Beberapa teknologi utama yang digunakan antara lain:
Menurut laporan Google Research 2024, penerapan AI berbasis bahasa lokal mampu meningkatkan partisipasi siswa hingga 48% dibandingkan metode konvensional. Artinya, teknologi bukan sekadar alat bantu, tetapi katalis yang mempercepat pemahaman.
Beberapa sekolah di daerah rural menghadapi kendala seperti keterbatasan perangkat digital dan koneksi internet. Namun, versi offline learning dari perangkat ini kini sedang dikembangkan agar bisa digunakan tanpa jaringan aktif.
Selain itu, pelatihan guru menjadi fokus utama. Program Guru Merdeka Digital 2025 memberikan pelatihan tentang bagaimana mengintegrasikan AI dan budaya lokal dalam kelas Bahasa Jawa.
Guru diajarkan cara memanfaatkan dashboard pembelajaran, membaca data analitik siswa, dan mengadaptasi materi lokal sesuai konteks sekolah.
Misalnya pada topik “Tembung Sopan Santun”, perangkat ajar deep learning dapat diterapkan dengan langkah berikut:
Pendekatan ini bukan hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kesopanan yang menjadi inti budaya Jawa.
Ke depan, perangkat ajar deep learning akan semakin canggih. Bayangkan sistem yang mampu menilai ekspresi wajah siswa saat berbicara, atau menyesuaikan gaya pengajaran sesuai emosi anak. Bahkan, sistem bisa menceritakan legenda lokal dalam dialek khas daerah tertentu seperti Banyumasan atau Surabayan.
Dengan integrasi teknologi dan budaya, pelestarian Bahasa Jawa akan menemukan bentuk barunya: digital, adaptif, dan tetap berjiwa lokal.
Perangkat ajar Bahasa Jawa Kelas 2 SD/MI berbasis deep learning bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan gerakan pelestarian budaya yang relevan dengan zaman. Melalui pendekatan Kurikulum Merdeka, guru diberi ruang untuk berkreasi dan siswa belajar dengan cara yang menyenangkan serta personal.
Pembelajaran Bahasa Jawa kini tidak lagi terbatas pada buku teks, tetapi hidup di dalam interaksi, suara, dan cerita digital yang mengakar pada kearifan lokal.
Sebagaimana pepatah Jawa mengatakan, “Aja lali karo sangkan paraning dumadi” jangan lupakan asal usulmu.
Dengan teknologi deep learning, kita tidak hanya mengajarkan Bahasa Jawa, tapi juga menanamkan identitas dan kebanggaan kepada generasi muda Indonesia.
Untuk panduan lebih lanjut, kunjungi artikel lain di mengajarmerdeka.id seperti Modul Ajar Bahasa Jawa Fase A dan Strategi Pembelajaran Berbasis AI di Sekolah Dasar.
Karena masa depan pendidikan bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang bagaimana kita menjaga budaya tetap hidup dalam setiap kata yang diajarkan.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com