Perangkat Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Deep Learning

mengajarmerdeka.id -Bayangkan seorang guru Bahasa Indonesia kelas 10 membuka kelas dengan bertanya: “Kalian pernah merasa teks cerpen itu hidup, seperti menggambarkan dunia kalian sendiri?”

Teriakan antusias siswa adalah sinyal: mereka butuh lebih dari sekadar membaca lalu menjawab soal. Mereka butuh dibimbing secara mendalam tidak hanya memahami teks, tetapi mengaitkannya, mengeksplorasi, dan berekspresi.

Itulah semangat pembelajaran deep learning (deep learning) dalam konteks pendidikan, bukan dalam arti kecerdasan buatan (meskipun istilahnya sama) melainkan pendekatan pembelajaran yang memadukan makna, kesadaran (mindful), dan kegembiraan (joyful).

Pada artikel ini, kita akan menyelami cara merancang perangkat ajar Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA berbasis deep learning, lengkap dengan strukturnya.

Download Perangkat Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Deep Learning

Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Bahasa Indonesia untuk Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka Deep Learning, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA

Konsep Dasar Deep Learning dalam Pendidikan

Pilar Deep Learning: Mindful, Meaningful, Joyful

  • Mindful Learning – siswa belajar dengan kesadaran penuh, memahami tujuan, dan terlibat aktif.
  • Meaningful Learning – siswa mengaitkan materi dengan pengalaman, konteks nyata, problematika, hingga penerapan kehidupan sehari-hari.
  • Joyful Learning – suasana belajar menyenangkan, ada elemen kreativitas, eksplorasi, dan refleksi yang membangkitkan rasa ingin tahu.

Ketiga pilar ini harus menjadi pemandu ketika menyusun modul dan aktivitas dalam perangkat ajar. Kita ingin siswa tidak sekadar “melahap” isi teks, tetapi meresapi, mengolah, dan mencipta.

Deep Learning vs Pembelajaran “Umum”

Dalam pembelajaran konvensional, fokus sering pada penguasaan fakta, rumus, dan pengulangan soal. Deep learning menghadirkan transformasi:

  • Memindahkan siswa dari “mengetahui” ke “memahami secara mendalam”
  • Mendorong siswa berpikir kritis, bertanya, dan menyelidik
  • Menyisipkan elemen refleksi, transfer pengetahuan, dan aksi nyata

Menurut artikel dari Detik, pembelajaran deep learning “berfokus pada pemahaman mendalam serta pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik.”

Komponen Utama Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10

Untuk kelas 10, perangkat ajar deep learning idealnya terdiri dari setidaknya komponen berikut:

  1. Identitas Modul & Informasi Umum
    Nama sekolah, kelas/semester, tema, judul modul, alokasi waktu (misalnya 18 JP). Contoh: “Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10 Semester Ganjil”.
  2. Analisis Kesiapan Peserta Didik
    Asesmen awal: quiz cepat, pertanyaan terbuka, diskusi pemantik. Tujuannya: mengetahui pengetahuan dasar siswa, misalnya apa definisi teks deskripsi yang mereka pelajari di SMP.
  3. Capaian Pembelajaran / Kompetensi Inti & Dasar
    Sesuaikan dengan Kurikulum Merdeka dan standar kompetensi Bahasa Indonesia kelas 10. Anda bisa mengacu ke program perangkat Kurikulum Deep Learning SMA yang banyak dibagikan (termasuk modul semua mata pelajaran)
  4. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
    Urutan tujuan dari hal paling dasar ke paling kompleks, misalnya:
    • Memahami makna teks narasi
    • Menganalisis struktur/unsur teks
    • Mengaitkan tema teks dengan konteks sosial
    • Mengekspresikan interpretasi lewat karya tulis / multimedia
  5. Modul Ajar / Materi Inti & Aktivitas
    Materi tertulis, bahan bacaan, media audio/video, serta aktivitas pembelajaran (diskusi, simulasi, pemetaan pikiran, penugasan kreatif). Contoh modul ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 sudah tersedia di berbagai slide/share.
  6. Asesmen & Evaluasi
    • Asesmen formatif: kuis kecil, pertanyaan reflektif, peer review.
    • Asesmen sumatif: tugas akhir, presentasi, proyek mini, portofolio.
    • Rubrik penilaian: gunakan kriteria penalaran, kreativitas, kerja sama, dan cara menyampaikan argumentasi (mirip pendekatan pada modul deep learning mapel lain).
  7. Rencana Tindak Lanjut & Remedial
    Bagi siswa yang belum mencapai capaian pembelajaran: sediakan latihan tambahan, tutor teman sebaya, pembelajaran ulang, atau aktivitas pengayaan.
  8. Refleksi & Umpan Balik
    Di akhir modul, guru dan siswa mencatat pengalaman: bagian mana paling menarik, hambatan apa, dan bagaimana bisa diperbaiki di semester berikut. Ini membantu iterasi perbaikan modul di masa depan.

Dengan struktur ini, perangkat ajar menjadi “hidup”, tidak statis.

Contoh Alur Modul Ajar: Tema “Teks Narasi dan Kisah Lokal”

Mari kita ilustrasikan bercampur storytelling agar mudah diikuti.

Pertemuan 1: Memancing Ketertarikan & Koneksi Kontekstual

  • Guru membuka kelas dengan cerita nyata dari daerah sekitar (kearifan lokal) misalnya legenda lokal.
  • Siswa diminta mendiskusikan makna legenda itu: unsur apa, konflik, tokoh, latar, dan relevansinya dengan lingkungan mereka.
  • Guru membagikan teks narasi lokal yang berbeda (misalnya dari desa siswa lain). Siswa membaca berpasangan.
  • Aktivitas “Menjadi Tokoh Cerita”: siswa menggambarkan dialog atau adegan kecil dari legenda tersebut dengan improvisasi ringan.

Pertemuan 2: Analisis Struktur dan Makna

  • Bersama kelas, guru mengajak memetakan struktur teks narasi: orientasi, komplikasi, resolusi.
  • Siswa dalam kelompok kecil diberi teks narasi baru dan diminta mengidentifikasi unsur-unsurnya, lalu membandingkan antar kelompok.
  • Guru menambahkan pertanyaan reflektif: “Mengapa konflik ini muncul? Apakah ada relevansi ke konflik di kehidupan nyata?”
  • Siswa menghubungkan tema teks dengan isu sosial atau personal mereka (misalnya keadilan, persahabatan, perjalanan hidup).

Pertemuan 3: Produksi Kreatif dan Proyek Mini

  • Siswa memilih salah satu teks narasi (atau mencipta sendiri) dan membuat versi multimedia: video singkat, podcast, komik digital, atau drama mini.
  • Siswa mempresentasikan di depan kelas, berbagi proses pembuatan, tantangan, dan interpretasi mereka.
  • Sebagai tugas lanjutan, siswa menulis refleksi singkat: apa hal baru yang mereka pahami dari teks dan proses membuatnya.

Penilaian & Refleksi

  • Penilaian karya multimedia atau presentasi menggunakan rubrik: orisinalitas, keputusan struktur cerita, penggunaan bahasa, dan kedalaman interpretasi.
  • Diskusi reflektif: “Jika Anda menjadi penulis teks ini, apa yang akan Anda ubah?”
  • Guru mencatat umpan balik siswa dan catatan pribadi untuk revisi modul berikutnya.

Dengan pendekatan demikian, siswa mengalami pengalaman belajar: mereka menjadi bagian dari cerita, bukan hanya konsumen teks.

Tantangan & Solusi dalam Penerapan Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 10

Tantangan 1: Waktu & Beban Guru

Menyusun modul deep learning mungkin terasa berat awalnya. Guru butuh alokasi waktu ekstra untuk memilih teks, merancang aktivitas kreatif, dan membuat rubrik penilaian.

Solusi:
Mulailah dengan modul sederhana, misalnya satu tema narasi per semester. Gunakan sumber bersama guru lain (kolaborasi). Manfaatkan modul deep learning umum yang sudah banyak dibagikan di grup guru.

Tantangan 2: Perbedaan Tingkat Kesiapan Siswa

Beberapa siswa mungkin belum terbiasa berpikir mendalam, atau merasa kesulitan memberi interpretasi kritis.

Solusi:
Gunakan scaffolding: panduan langkah demi langkah, pertanyaan pemicu, contoh interpretasi guru dahulu. Lakukan pembelajaran teman sebaya (peer learning).

Tantangan 3: Penilaian Subjektif

Menilai interpretasi, kreativitas, atau presentasi bisa terasa subjektif dan memicu protes.

Solusi:
Gunakan rubrik yang jelas, kriteria transparan, dan diskusi penilaian bersama siswa (co-assessment atau penilaian diri).

Data & Bukti Ilmiah: Apakah Deep Learning Efektif?

Walau masih relatif baru dalam praktik sekolah di Indonesia, beberapa penelitian dan laporan menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran mendalam mampu:

  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif siswa
  • Membantu siswa mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata sehingga retensi jangka panjang lebih baik
  • Meningkatkan motivasi dan partisipasi aktif siswa

Misalnya, dalam artikel “Panduan Modul Ajar Deep Learning” dikemukakan bahwa dalam konteks pendidikan Indonesia, modul deep learning membantu guru merekayasa pengalaman belajar yang lebih bermakna.

Juga, laporan media Detik menyebut bahwa modul deep learning “memicu pemahaman mendalam serta pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik.”

Sebuah studi dalam konteks mata pelajaran lain (misalnya biologi) menunjukkan bahwa modul ajar berbasis deep learning (menggunakan konsep Mindful/Meaningful/Joyful) cenderung meningkatkan skor post-test dibanding dengan pendekatan konvensional.

Walaupun belum banyak data spesifik untuk bahasa Indonesia kelas 10, tren di berbagai mapel mendukung bahwa pemahaman mendalam lebih tahan lama daripada hafalan semata.

Langkah Praktis Guru: Cara Memulai dari Nol

  1. Pelajari kurikulum & capaian pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 10
    Pastikan modul sesuai standar kompetensi nasional.
  2. Pilih tema teks naratif yang menarik & relevan
    Bisa legenda lokal, kisah inspiratif, cerita pendek kontemporer.
  3. Rancang ATP dan aktivitas bertahap
    Pastikan ada aktivitas yang memicu eksplorasi, diskusi, refleksi, dan produksi kreatif.
  4. Buat rubrik penilaian transparan
    Fokus pada aspek substansi, kreativitas, keterkaitan tema, bahasa, dan presentasi.
  5. Uji coba modul di satu kelas kecil
    Perhatikan hambatan, minta umpan balik siswa, lalu revisi modul.
  6. Kolaborasi dengan guru lain & berbagi sumber
    Di komunitas guru, ada banyak modul deep learning yang bisa diadaptasi (termasuk perangkat ajar untuk semua mata pelajaran)
  7. Refleksi dan iterasi per semester
    Catat apa yang sukses dan apa yang perlu diperbaiki, lalu sunting modul untuk tahun ajar berikutnya.

Menjadi guru Bahasa Indonesia kelas 10 dalam era Kurikulum Merdeka bukan sekadar mengajarkan materi teks. Dengan perangkat ajar berbasis deep learning, kita mengajak siswa mengalami teks, menghubungkan mereka dengan konteks nyata, dan menjadi pencipta makna.

Mulailah dari modul sederhana: satu tema narasi, satu aktivitas kreatif, satu refleksi. Lalu kembangkan seiring waktu. Libatkan siswa dalam evaluasi, dan terus revisi agar perangkat ajar makin hidup.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.