
mengajarmerdeka.id – Bayangkan Bu Lia, seorang guru Bahasa Indonesia di SMP kecil di Jawa Tengah. Setiap hari ia berhadapan dengan siswa yang sekadar menyalin materi dan menghafal aturan kebahasaan. Beberapa siswa cepat lupa, beberapa hanya ikut-ikutan agar nilai bagus. Suatu hari ia mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka dan diperkenalkan konsep “deep learning” (pembelajaran mendalam).
“Ah, apakah ini sekadar jargon?” pikirnya. Jalan panjang dimulai ketika Bu Lia mencoba merancang perangkat ajar yang tidak hanya menyajikan konten, melainkan mendorong siswa berpikir kritis, merefleksi makna, dan mengaplikasikan Bahasa Indonesia dalam konteks nyata.
Di artikel ini, kita akan menelusuri bersama: apa itu perangkat ajar deep learning untuk Bahasa Indonesia kelas 9, bagaimana merancangnya serta strategi agar modul tersebut disukai siswa dan efektif di kelas.
Jika Anda pengelola situs pendidikan seperti mengajarmerdeka.id, artikel ini juga memuat internal link ke konsep-konsep lain (misalnya ke modul Bahasa Indonesia kelas 8, atau strategi evaluasi).
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Bahasa Indonesia untuk Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Deep Learning, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP/MTs
Deep learning di konteks pendidikan berbeda dari deep learning dalam kecerdasan buatan. Di sini “deep” berarti mendalam yakni pembelajaran yang melebihi sekadar hafalan (surface learning), menuju pemahaman konseptual, refleksi, aplikasi, dan transfer pengetahuan.
Beberapa karakteristik pembelajaran mendalam (deep learning) dalam pendidikan adalah:
Dengan demikian, perangkat ajar deep learning adalah modul, panduan guru, lembar kerja siswa, dan alat penilaian yang dirancang untuk mewujudkan pembelajaran mendalam tersebut.
Berikut struktur atau komponen yang ideal agar perangkat ajar Anda sesuai prinsip pembelajaran mendalam:
Berikut sketsa contoh modul yang bisa Anda adaptasi:
Mulailah dengan cerita pendek:
“Saat melangkah di lorong sekolah sebelum jam pertama, aku mendengar deru kipas, aroma cat baru, dan suara gemerisik di sudut tanaman hias. Bagaimana jika kamu “melukis” lorong itu dengan kata?”
Pertanyaan pendahuluan:
Siswa menuliskan 3 pertanyaan mereka dan satu poin baru yang mereka sadari dari eksplorasi tersebut.
Catat: apakah siswa kesulitan menemukan bigram? Apakah penggunaan peta makna membantu? Apakah waktu cukup?
Penelitian dan pengalaman praktis menunjukkan bahwa pembelajaran yang mendalam (deep learning) meningkatkan daya ingat dan transformasi pengetahuan jangka panjang dibanding metode hafalan.
Dalam lingkup NLP, model seperti BERT dan teknik embedding menunjukkan bahwa representasi kata yang memperhitungkan konteks (bukan hanya frekuensi) dapat meningkatkan pemahaman semantik.
Misalnya, penelitian “BERT-based combination of convolutional and recurrent neural network for Indonesian sentiment analysis” memperlihatkan bahwa representasi berkonteks meningkatkan akurasi model terhadap analisis teks.
Walaupun penelitian utama tersebut berada di ranah AI, gagasan bahwa makna kata bergantung pada konteks sangat relevan bagi modul Bahasa Indonesia: siswa yang hanya mengenal kata secara dangkal sering salah tafsir dalam konteks.
Dengan menghadirkan teknik semantik (LSI) dan kolokasi (n-gram), kita memberi siswa “lensa” lebih tajam untuk memahami teks.
Tantangan | Solusi yang Direkomendasikan |
---|---|
Siswa belum terbiasa berpikir metakognitif | Mulai dari refleksi harian sederhana (2 menit) |
Waktu tidak cukup karena konten kurikulum padat | Gunakan sebagian kelas sebagai aktivitas diskusi, sebagian sebagai eksplorasi luar kelas |
Siswa kesulitan mengidentifikasi kolokasi atau peta makna | Sediakan daftar awal bigram / sinonim, lalu biarkan siswa menambahkan |
Guru belum familiar dengan teknik LSI / NLP | Pelatihan sederhana atau kolaborasi dengan guru TIK / literasi digital |
Merancang perangkat ajar Bahasa Indonesia kelas 9 berbasis deep learning bukan sekadar mengganti format modul biasa. Ini tentang mengubah cara siswa “bertemu” dengan teks: dari pasif menjadi aktif, dari hafalan menjadi pemaknaan, dari menerima menjadi meneliti makna kata dan konteks.
Dengan memadukan prinsip NLP, teknik n-gram, dan LSI, modul Anda akan mengajak siswa melihat struktur bahasa lebih dalam bukan sekadar membaca dan menjawab, melainkan memahami alur makna, hubungan kata, dan kreativitas ekspresi. Kenanglah Bu Lia: sejak ia menerapkan modul deep learning, kelasnya berubah menjadi ruang eksplorasi, bukan barisan pensil rapi.
Jika Anda mengelola situs mengajarmerdeka.id, Anda bisa menyimpan modul ini sebagai template, dan tautkan ke modul topik lain agar pengunjung situs “betah”.
Kalau Anda mau, saya bisa bantu buat modul lengkap dalam format PDF siap pakai untuk kelas 9 apakah Anda mau saya siapkan?
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com