Perangkat Ajar Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP/MTs Deep Learning

mengajarmerdeka.id – Bayangkan Bu Lia, seorang guru Bahasa Indonesia di SMP kecil di Jawa Tengah. Setiap hari ia berhadapan dengan siswa yang sekadar menyalin materi dan menghafal aturan kebahasaan. Beberapa siswa cepat lupa, beberapa hanya ikut-ikutan agar nilai bagus. Suatu hari ia mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka dan diperkenalkan konsep “deep learning” (pembelajaran mendalam).

“Ah, apakah ini sekadar jargon?” pikirnya. Jalan panjang dimulai ketika Bu Lia mencoba merancang perangkat ajar yang tidak hanya menyajikan konten, melainkan mendorong siswa berpikir kritis, merefleksi makna, dan mengaplikasikan Bahasa Indonesia dalam konteks nyata.

Di artikel ini, kita akan menelusuri bersama: apa itu perangkat ajar deep learning untuk Bahasa Indonesia kelas 9, bagaimana merancangnya serta strategi agar modul tersebut disukai siswa dan efektif di kelas.

Jika Anda pengelola situs pendidikan seperti mengajarmerdeka.id, artikel ini juga memuat internal link ke konsep-konsep lain (misalnya ke modul Bahasa Indonesia kelas 8, atau strategi evaluasi).

Download Perangkat Ajar Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Deep Learning

Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Bahasa Indonesia untuk Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Deep Learning, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:

Dapatkan juga: Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP/MTs

Apa itu Deep Learning dalam Pendidikan?

Deep learning di konteks pendidikan berbeda dari deep learning dalam kecerdasan buatan. Di sini “deep” berarti mendalam yakni pembelajaran yang melebihi sekadar hafalan (surface learning), menuju pemahaman konseptual, refleksi, aplikasi, dan transfer pengetahuan.

Beberapa karakteristik pembelajaran mendalam (deep learning) dalam pendidikan adalah:

  • Pemicu kontekstual yang relevan (kaitan dengan kehidupan siswa)
  • Kegiatan eksploratif, kolaboratif, dan interaktif
  • Ruang refleksi dan metakognisi
  • Penilaian proses berpikir, bukan sekadar jawaban benar/salah
  • Adaptabilitas dan personalisasi materi sesuai kebutuhan siswa

Dengan demikian, perangkat ajar deep learning adalah modul, panduan guru, lembar kerja siswa, dan alat penilaian yang dirancang untuk mewujudkan pembelajaran mendalam tersebut.

Struktur Ideal Perangkat Ajar Deep Learning Kelas 9 Bahasa Indonesia

Berikut struktur atau komponen yang ideal agar perangkat ajar Anda sesuai prinsip pembelajaran mendalam:

  1. Identitas & Konteks
    • Nama sekolah, kelas, semester, fase
    • Alokasi waktu dan kapasitas
    • Latar belakang konteks: mengapa materi ini penting bagi siswa
  2. Tujuan Pembelajaran & Capaian Kompetensi
    • Tujuan umum dan kompetensi spesifik
    • Indikator pencapaian
  3. Pemicu Kontekstual / Motif Awal
    • Cerita, peristiwa nyata, pertanyaan “menggelitik” sebagai pintu masuk materi
    • Hubungan ke tema siswa sehari-hari
  4. Kegiatan Eksplorasi & Eksperimen
    • Teks bacaan + aktivitas (misalnya mengidentifikasi n-gram, sinonim antinom, klaster LSI)
    • Diskusi kolaboratif
    • Proyek mini (misalnya: membuat deskripsi objek di sekitar sekolah, lalu bedah makna kata)
  5. Refleksi & Metakognisi
    • Siswa menuliskan apa yang mereka pahami, apa yang membingungkan, dan pertanyaan mereka
    • Diskusi terbuka tentang makna teks
  6. Penilaian Proses & Produk
    • Rubrik penilaian berpikir kritis, koherensi makna, originalitas
    • Penilaian formatif: kuis kata, peta makna berdasarkan LSI
    • Penilaian sumatif: tugas membuat teks deskripsi yang kompleks
  7. Sumber Belajar & Alat Pendukung
    • Teks bacaan yang relevan, multimedia
    • Kamus sinonim / antonim, daftar kolokasi (n-gram), peta makna
    • Teknologi pendukung (misalnya aplikasi peta konsep digital, Word embedding sederhana)
  8. Kegiatan Pengayaan & Remedial
    • Aktivitas tambahan bagi siswa cepat
    • Versi ringan bagi siswa yang membutuhkan pendampingan
  9. Refleksi Guru & Perbaikan Modul
    • Catatan tentang apa yang berhasil atau belum
    • Perilaku siswa, tantangan dalam implementasi
    • Revisi untuk pertemuan selanjutnya

Contoh Modul Ajar Deep Learning Kelas 9 (Bab: Teks Deskripsi “Lingkungan Sekolah”)

Berikut sketsa contoh modul yang bisa Anda adaptasi:

Identitas & Konteks

  • Kelas: IX
  • Bab: Teks Deskripsi “Lingkungan Sekolah”
  • Alokasi Waktu: 4 × 45 menit

Tujuan & Indikator

  • Siswa mampu mengidentifikasi ide pokok, ide pendukung, kolokasi (bigram/trigram), serta menghasilkan teks deskripsi yang kohesif dan kaya makna
  • Indikator: menuliskan minimal 3 bigram/trigram dari teks bacaan, membuat peta makna 5 kata menggunakan teknik LSI

Pemicu Kontekstual

Mulailah dengan cerita pendek:

“Saat melangkah di lorong sekolah sebelum jam pertama, aku mendengar deru kipas, aroma cat baru, dan suara gemerisik di sudut tanaman hias. Bagaimana jika kamu “melukis” lorong itu dengan kata?”

Pertanyaan pendahuluan:

  • Kata apa yang muncul di benakmu?
  • Apa yang dirasakan, dilihat, didengar?

Eksplorasi Teks + Aktivitas NLP / N-gram / LSI

  1. Berikan teks deskripsi lingkungan sekolah (~200 kata).
  2. Minta siswa bekerja berpasangan:
    • Tandai bigram/trigram (misalnya “dinding putih”, “suara gemerisik daun”, “langit cerah”, dsb)
    • Pilih 5 kata yang menurut mereka “menonjol” (misalnya “berdaun”, “gemerisik”, “melengking”)
    • Dengan bantuan daftar sinonim/antonim dan peta makna berdasarkan LSI, munculkan kata terkait (misalnya “gemerisik” → “berdesir”, “menggumam”)
    • Buat klaster semantik (kata yang berkaitan di peta makna)
  3. Diskusi kelas:
    • Mengapa kalian memilih bigram itu?
    • Apakah sinonim/antonim yang muncul relevan?
    • Apakah makna tambahan muncul dari eksplorasi?

Refleksi Siswa

Siswa menuliskan 3 pertanyaan mereka dan satu poin baru yang mereka sadari dari eksplorasi tersebut.

Penilaian Proses & Produk

  • Rubrik: kejelasan deskripsi, variasi kosakata, konsistensi makna, penggunaan kata baru dari LSI
  • Tugas akhir: setiap siswa menulis teks deskripsi lorong sekolah (200–250 kata) dengan minimal 3 bigram/trigram aktif dan 3 kata dari peta makna LSI

Pengayaan / Remedial

  • Pengayaan: minta siswa merevisi teks deskripsinya agar lebih puitis atau lebih teknis
  • Remedial: versi teks lebih sederhana, penggunaan kolaboratif dengan guru pendamping

Refleksi Guru

Catat: apakah siswa kesulitan menemukan bigram? Apakah penggunaan peta makna membantu? Apakah waktu cukup?

Strategi Implementasi & Tips agar Modul Berjalan Lancar

  • Mulai dari kontekstual yang dekat dengan siswa: lagu, kejadian sekolah, suasana kantin, sudut kelas
  • Gunakan media visual / audio: foto lorong, rekaman suara gemerisik, video pendek
  • Gunakan peta konsep / mind map digital agar siswa mudah memvisualisasikan hubungan kata
  • Rotasi pasangan atau kelompok kecil supaya variasi diskusi
  • Pastikan kelompok fokus pada proses berpikir jangan buru-buru ke jawaban akhir
  • Berikan waktu refleksi individu agar siswa merenung atas pemahaman mereka
  • Revisi modul setelah uji coba; catat bagian mana yang berjalan lancar atau butuh penyederhanaan

Dukungan Ilmiah & Data yang Mendukung

Penelitian dan pengalaman praktis menunjukkan bahwa pembelajaran yang mendalam (deep learning) meningkatkan daya ingat dan transformasi pengetahuan jangka panjang dibanding metode hafalan.

Dalam lingkup NLP, model seperti BERT dan teknik embedding menunjukkan bahwa representasi kata yang memperhitungkan konteks (bukan hanya frekuensi) dapat meningkatkan pemahaman semantik.

Misalnya, penelitian “BERT-based combination of convolutional and recurrent neural network for Indonesian sentiment analysis” memperlihatkan bahwa representasi berkonteks meningkatkan akurasi model terhadap analisis teks.

Walaupun penelitian utama tersebut berada di ranah AI, gagasan bahwa makna kata bergantung pada konteks sangat relevan bagi modul Bahasa Indonesia: siswa yang hanya mengenal kata secara dangkal sering salah tafsir dalam konteks.

Dengan menghadirkan teknik semantik (LSI) dan kolokasi (n-gram), kita memberi siswa “lensa” lebih tajam untuk memahami teks.

Tantangan & Solusi di Lapangan

TantanganSolusi yang Direkomendasikan
Siswa belum terbiasa berpikir metakognitifMulai dari refleksi harian sederhana (2 menit)
Waktu tidak cukup karena konten kurikulum padatGunakan sebagian kelas sebagai aktivitas diskusi, sebagian sebagai eksplorasi luar kelas
Siswa kesulitan mengidentifikasi kolokasi atau peta maknaSediakan daftar awal bigram / sinonim, lalu biarkan siswa menambahkan
Guru belum familiar dengan teknik LSI / NLPPelatihan sederhana atau kolaborasi dengan guru TIK / literasi digital

Dari Modul ke Transformasi Pembelajaran

Merancang perangkat ajar Bahasa Indonesia kelas 9 berbasis deep learning bukan sekadar mengganti format modul biasa. Ini tentang mengubah cara siswa “bertemu” dengan teks: dari pasif menjadi aktif, dari hafalan menjadi pemaknaan, dari menerima menjadi meneliti makna kata dan konteks.

Dengan memadukan prinsip NLP, teknik n-gram, dan LSI, modul Anda akan mengajak siswa melihat struktur bahasa lebih dalam bukan sekadar membaca dan menjawab, melainkan memahami alur makna, hubungan kata, dan kreativitas ekspresi. Kenanglah Bu Lia: sejak ia menerapkan modul deep learning, kelasnya berubah menjadi ruang eksplorasi, bukan barisan pensil rapi.

Jika Anda mengelola situs mengajarmerdeka.id, Anda bisa menyimpan modul ini sebagai template, dan tautkan ke modul topik lain agar pengunjung situs “betah”.

Kalau Anda mau, saya bisa bantu buat modul lengkap dalam format PDF siap pakai untuk kelas 9 apakah Anda mau saya siapkan?

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Mungkin Anda juga menyukai

MengajarMerdeka.id adalah platform informasi dan referensi bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dapatkan modul pembelajaran, panduan, dan sumber daya pendidikan lengkap untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas.