
mengajarmerdeka.id – Ketika pertama kali mendengar kata “deep learning”, sebagian siswa kelas 12 mungkin langsung membayangkan kecerdasan buatan, robot canggih, atau algoritma komputer. Namun, di Kurikulum Merdeka, konsep ini bisa diadaptasi untuk pembelajaran sosiologi.
Modul Ajar Deep Learning Sosiologi bukan hanya berbicara tentang teknologi, melainkan tentang bagaimana siswa dapat memahami masyarakat dengan cara berpikir mendalam, sistematis, dan kritis.
Bayangkan sebuah kelas sosiologi di mana guru tidak sekadar memberikan teori tentang interaksi sosial, stratifikasi, atau perubahan budaya, tetapi juga melatih siswa berpikir seperti seorang peneliti.
Mereka diajak menganalisis data sosial, menghubungkan teori dengan fenomena sehari-hari, bahkan membuat simulasi sederhana tentang dinamika masyarakat. Inilah semangat deep learning dalam modul ajar sosiologi kelas 12.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Sosiologi untuk Kelas 12 SMA/MA, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Modul ajar adalah perangkat pembelajaran yang dirancang guru untuk memandu kegiatan belajar siswa. Dalam Kurikulum Merdeka, modul ajar menjadi jembatan antara capaian pembelajaran (CP) dengan praktik nyata di kelas.
Sementara deep learning di sini bukan semata-mata tentang kecerdasan buatan, melainkan pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, refleksi kritis, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Menurut penelitian dari National Research Council (2012), pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis dan analitis terbukti meningkatkan daya retensi pengetahuan hingga 45% lebih tinggi dibandingkan metode hafalan biasa.
Hal ini sejalan dengan tujuan sosiologi sebagai mata pelajaran, yaitu membentuk siswa yang peka terhadap realitas sosial, mampu menganalisis masalah masyarakat, dan memberikan solusi.
Dalam Kurikulum Merdeka, modul ajar deep learning sosiologi kelas 12 biasanya mencakup beberapa elemen penting:
Berisi informasi dasar seperti nama sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, alokasi waktu, serta capaian pembelajaran yang ditargetkan.
Contohnya: Siswa mampu menjelaskan teori-teori perubahan sosial, menganalisis dampak globalisasi, dan membandingkan fenomena stratifikasi di masyarakat lokal dengan internasional.
Materi pokok yang wajib dipahami siswa, misalnya:
Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga merancang aktivitas berbasis proyek (project-based learning).
Misalnya, siswa diminta membuat studi kecil tentang perubahan gaya hidup akibat media sosial di lingkungan sekitar.
Penilaian tidak hanya berupa ujian, tetapi juga jurnal reflektif, presentasi kelompok, atau portofolio proyek. Dengan begitu, siswa dilatih untuk mengekspresikan pemahaman mendalam, bukan sekadar mengulang teori.
Mengapa pendekatan deep learning penting di sosiologi? Karena sosiologi mempelajari fenomena kompleks yang tidak bisa dipahami secara dangkal.
Misalnya, ketika membahas ketimpangan sosial, siswa tidak cukup hanya tahu definisi. Mereka perlu menelusuri akar penyebab, melihat data statistik, membandingkan antarnegara, dan mengaitkannya dengan teori.
Beberapa teknik deep learning yang bisa diterapkan:
Jika diterapkan dengan baik, modul ini membawa banyak manfaat, antara lain:
Mari kita bayangkan suasana kelas Ibu Rina, guru sosiologi di sebuah SMA negeri. Di awal pertemuan, beliau tidak langsung membuka buku teks.
Sebaliknya, beliau memutar video singkat tentang dampak TikTok terhadap budaya remaja. Siswa diminta berdiskusi: Apakah ini bentuk globalisasi? Bagaimana pengaruhnya terhadap nilai-nilai lokal?
Dari diskusi itu, lahirlah berbagai argumen menarik. Ada yang menilai positif karena membuka kreativitas, ada yang khawatir karena menurunkan etika budaya.
Ibu Rina kemudian mengaitkannya dengan teori perubahan sosial menurut William F. Ogburn. Akhir kelas, siswa diminta menulis refleksi pribadi di jurnal digital mereka.
Inilah contoh nyata bagaimana modul ajar deep learning sosiologi membuat pembelajaran lebih hidup, relevan, dan bermakna.
Kurikulum Merdeka memberi keleluasaan guru untuk mengintegrasikan teknologi. Dalam sosiologi kelas 12, guru bisa memanfaatkan:
Dengan teknologi, siswa tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen pengetahuan. Hal ini sejalan dengan tren pendidikan abad 21 yang menekankan literasi digital, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.
Agar modul ajar deep learning sosiologi berjalan efektif, guru perlu strategi, seperti:
Modul Ajar Deep Learning Sosiologi Kelas 12 SMA/MA bukan sekadar dokumen, tetapi panduan hidup yang membawa siswa ke pengalaman belajar mendalam.
Dengan pendekatan ini, sosiologi tidak lagi terasa abstrak, melainkan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Guru pun berperan sebagai fasilitator, sementara siswa tumbuh menjadi individu kritis, reflektif, dan siap menghadapi realitas sosial yang kompleks.
Jika kita ingin menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peka terhadap masyarakat, maka modul ajar deep learning sosiologi adalah salah satu jalan terbaik. Karena belajar sosiologi bukan hanya tentang memahami teori, tetapi juga tentang menjadi manusia yang lebih manusiawi.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com