
mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang siswa SMP kelas 9 yang setiap harinya akrab dengan smartphone, aplikasi, dan media sosial. Tanpa disadari, mereka sudah hidup di tengah teknologi hasil dari rekayasa dan inovasi.
Di sinilah mata pelajaran Prakarya Rekayasa mengambil peran penting. Tidak hanya sekadar membuat produk sederhana, tetapi juga menumbuhkan pola pikir kreatif, kritis, dan problem solving yang sangat dibutuhkan di masa depan.
Modul ajar berbasis Deep Learning hadir sebagai jembatan untuk membawa pembelajaran lebih hidup, personal, dan relevan. Guru tidak lagi hanya menjadi pusat informasi, melainkan fasilitator yang mendampingi siswa dalam proses eksplorasi.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Prakarya Rekayasa untuk Kelas 9 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Secara sederhana, modul ajar Deep Learning adalah bahan ajar yang mengintegrasikan pendekatan kecerdasan buatan (AI) dalam proses belajar.
Tujuannya bukan membuat siswa jadi programmer AI, melainkan membantu mereka memahami konsep rekayasa dengan cara interaktif, adaptif, dan menyenangkan.
Di kelas 9 SMP/MTs, prakarya rekayasa biasanya mencakup materi tentang:
Dengan dukungan modul Deep Learning, siswa bisa mendapatkan simulasi, contoh nyata, hingga feedback otomatis yang memperkuat pemahaman mereka.
Mari kita bayangkan sebuah kelas 9 SMP di mana guru memperkenalkan proyek rekayasa sederhana, misalnya membuat lampu belajar hemat energi dari bahan bekas.
Langkah-langkahnya bisa seperti ini:
Cerita seperti ini bukan hanya membuat siswa aktif, tapi juga membuat mereka merasa punya kendali atas apa yang dipelajari.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan berbasis teknologi dalam pembelajaran rekayasa mampu meningkatkan pemahaman siswa hingga 35% dibanding metode konvensional (Sumber: Journal of STEM Education, 2022).
Selain itu, penggunaan AI dalam pendidikan terbukti membantu personalisasi belajar, di mana setiap siswa bisa mendapatkan materi sesuai kecepatan dan gaya belajarnya.
Dalam konteks kurikulum Merdeka, hal ini sangat selaras dengan prinsip diferensiasi pembelajaran. Setiap anak unik, dan modul Deep Learning memungkinkan guru untuk mengakomodasi keunikan tersebut.
Sebuah modul ajar ideal sebaiknya memuat elemen berikut:
Bagi guru, modul ini membantu mengurangi beban dalam menyiapkan media pembelajaran. Guru bisa memanfaatkan sistem otomatis untuk memberikan umpan balik cepat, sekaligus punya lebih banyak waktu untuk membimbing siswa secara langsung.
Bagi siswa, pengalaman belajar jadi lebih seru, karena mereka bisa:
Agar modul ini bisa berjalan dengan optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Selain itu, guru juga bisa mengombinasikan modul ini dengan sumber belajar lain di portal pendidikan seperti Modul Ajar Merdeka SMP sehingga siswa bisa mengakses referensi yang lebih luas.
Prakarya Rekayasa bukan sekadar pelajaran membuat produk. Lebih dari itu, ini adalah latihan hidup bagi siswa. Dengan modul ajar Deep Learning, mereka bukan hanya mempelajari teori, tetapi juga menerapkan keterampilan praktis yang bermanfaat untuk kehidupan nyata.
Di kelas 9 SMP/MTs, modul ini bisa menjadi bekal awal agar siswa percaya diri menghadapi dunia yang semakin kompleks. Dengan belajar rekayasa sejak dini, mereka akan terbiasa mencari solusi, berinovasi, dan menghargai proses.
Mari kita jadikan pembelajaran prakarya rekayasa sebagai ruang eksplorasi, tempat siswa belajar tidak hanya tentang teknologi, tapi juga tentang diri mereka sendiri.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com