
mengajarmerdeka.id – Bayangkan seorang guru SMP sedang mengajarkan kerajinan tangan seperti anyaman bambu atau membuat hiasan dari kain flanel. Siswa awalnya antusias, tetapi beberapa mulai merasa bosan karena menganggap kerajinan itu “hanya” keterampilan manual.
Padahal, di balik setiap produk kerajinan ada logika, kreativitas, bahkan pola pikir sistematis yang bisa dikaitkan dengan teknologi modern seperti deep learning.
Deep learning biasanya terdengar sebagai sesuatu yang rumit, dipakai dalam kecerdasan buatan, pengenalan wajah, atau mobil tanpa sopir.
Tapi ternyata konsep ini juga bisa masuk ke dunia prakarya. Modul ajar yang memadukan kerajinan dengan prinsip berpikir ala deep learning dapat membantu siswa kelas 7 lebih kritis, kreatif, dan siap menghadapi era digital.
Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan untuk kelas 7 SMP/MTs, silahkan melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Modul ajar adalah panduan pembelajaran yang dirancang guru agar siswa lebih terarah, terukur, dan tetap kreatif.
Sementara deep learning dalam konteks pendidikan bukan hanya soal teknologi AI, tapi bagaimana siswa belajar mendalam (deep learning) terhadap suatu materi.
Ketika diterapkan pada mata pelajaran Prakarya Kerajinan, modul ajar ini tidak hanya berisi langkah membuat karya, tetapi juga:
Dengan begitu, kerajinan tangan bukan lagi sekadar produk, melainkan hasil dari proses berpikir kreatif yang sistematis.
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu, modul ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan kelas 7 SMP/MTs biasanya memiliki struktur sebagai berikut:
Suatu hari, guru meminta siswa membawa barang bekas dari rumah. Seorang siswa membawa botol plastik yang biasanya dibuang begitu saja. Lewat modul ajar berbasis deep learning, guru tidak hanya menyuruh membuat pot bunga, tetapi mengajak siswa meneliti:
Akhirnya, siswa membuat pot unik dengan ukiran motif kawung. Saat dipresentasikan, teman-temannya kagum karena karya itu bukan hanya indah, tapi juga sarat makna budaya dan ramah lingkungan.
Di sinilah nilai deep learning terasa: siswa tidak sekadar membuat, tapi berpikir mendalam, menganalisis, lalu mengaitkan karya dengan isu nyata.
Berdasarkan laporan UNESCO (2021), pembelajaran berbasis proyek kreatif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi teknologi hingga 35% dibanding pembelajaran konvensional.
Selain itu, penelitian dari Journal of Educational Research (2020) menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam kegiatan kerajinan lebih mampu mengembangkan empati sosial dan keterampilan problem-solving.
Artinya, modul ajar prakarya kerajinan bukan hanya sekadar pelajaran tambahan, tetapi pintu masuk untuk membangun kompetensi abad 21.
Bagaimana caranya menggabungkan prakarya kerajinan dengan dunia digital? Berikut beberapa ide:
Dengan cara ini, siswa belajar keterampilan tradisional sekaligus digital literacy.
Bagi guru:
Bagi siswa:
Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 7 SMP/MTs bukan hanya sekadar dokumen formal. Ia adalah jembatan agar siswa bisa belajar secara kreatif, mendalam, dan relevan dengan tantangan masa kini.
Dengan pendekatan ini, kerajinan tidak lagi dipandang sebelah mata, melainkan sebagai media pendidikan yang menyatukan budaya, sains, dan teknologi.
Guru yang mampu merancang modul semacam ini berarti sedang menyiapkan generasi muda yang tidak hanya mahir membuat karya, tetapi juga kritis, peduli lingkungan, dan siap bersaing di era digital.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com