
mengajarmerdeka.id – Mengajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) di era Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk tidak hanya sekadar menyampaikan materi, tetapi juga mengajak siswa berpikir mendalam, reflektif, dan kontekstual.
Konsep Deep Learning dalam pendidikan hadir sebagai jembatan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berdampak pada pembentukan karakter siswa.
Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana modul ajar Deep Learning PAI dan BP dapat diterapkan dari kelas 1 SD hingga kelas 12 SMA/MA.
Untuk mempermudah pekerjaan anda, di sini kami lampirkan contoh Modul ajar Deep Learning PAI dan BP untuk SEMUA KELAS Kurikulum Merdeka. Untuk mendapatkan atau mengunduhnya, silahkan ikuti tautan yang tersedia di bawah ini:
Deep Learning bukan hanya istilah teknologi kecerdasan buatan. Dalam konteks pendidikan, ia merujuk pada proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam, menghubungkan materi dengan kehidupan nyata, dan menginternalisasi nilai.
Dalam PAI dan BP, tujuan utamanya adalah menumbuhkan akhlak mulia, memperkuat iman, dan membangun karakter. Dengan pendekatan deep learning, siswa tidak hanya menghafal doa, ayat, atau hadits, tetapi juga mampu merefleksikan makna dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Riset pendidikan menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran bermakna memiliki retensi materi lebih tinggi hingga 50% dibanding metode hafalan. Ini sangat penting bagi PAI dan BP karena tujuan akhirnya adalah perubahan sikap dan perilaku, bukan sekadar pengetahuan kognitif.
Modul ajar Kurikulum Merdeka umumnya memuat komponen seperti tujuan pembelajaran, capaian pembelajaran, pemetaan alur, aktivitas pembelajaran, asesmen, dan refleksi. Dalam pendekatan Deep Learning, setiap komponen didesain untuk:
Sebagai contoh, pada kelas 4 SD, ketika membahas topik kejujuran, guru dapat menghadirkan studi kasus sederhana tentang menyontek di sekolah, mengajak siswa berdiskusi, lalu mengaitkan dengan hadits tentang kejujuran.
Di jenjang SD/MI, fokus utama adalah pengenalan nilai dasar agama dan budi pekerti. Modul ajar perlu menyertakan:
Kegiatan deep learning bisa berbentuk proyek membuat poster nilai kejujuran atau membuat jurnal harian amal baik. Hal ini melatih anak untuk menginternalisasi nilai agama secara menyenangkan.
Di tingkat SMP/MTs, siswa mulai memiliki kemampuan berpikir kritis. Modul ajar perlu mengarahkan mereka pada pemahaman yang lebih mendalam:
Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga menghidupkan nilai-nilai agama dalam lingkungan sosialnya.
Di SMA/MA, siswa sudah siap menghadapi diskusi filosofis dan analitis. Modul ajar deep learning dapat memuat:
Kegiatan refleksi bisa dilakukan dalam bentuk vlog atau presentasi, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan komunikasi sekaligus berpikir mendalam.
Guru berperan sebagai fasilitator, bukan sekadar penyampai materi. Strategi yang dapat diterapkan antara lain:
Internal link dapat diarahkan ke artikel lain seperti manfaat P5 di sekolah, cara membuat modul ajar PAI, dan panduan asesmen autentik.
Asesmen bukan hanya berupa tes tertulis, tetapi juga:
Dengan asesmen autentik, guru dapat melihat perubahan nyata pada karakter siswa, bukan hanya nilai kognitif.
Misalnya topik toleransi beragama di kelas 11:
Guru memulai dengan menayangkan video tentang kerukunan umat beragama di Indonesia, lalu mengajak siswa berdiskusi tentang tantangan keberagaman.
Dilanjutkan dengan kajian QS. Al-Hujurat ayat 13, diakhiri dengan proyek membuat kampanye digital tentang pentingnya toleransi. Aktivitas ini melibatkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas siswa.
Modul ajar Deep Learning PAI dan BP menjadi kunci dalam menciptakan pembelajaran yang tidak hanya kognitif tetapi juga membangun karakter.
Guru perlu mendesain pembelajaran yang kontekstual, reflektif, dan berbasis pengalaman nyata. Dengan pendekatan ini, PAI dan BP dapat menjadi mata pelajaran yang menyenangkan sekaligus membentuk pribadi berakhlak mulia.