
mengajarmerdeka.id – Prosem atau Program Semester merupakan bagian penting dari perangkat ajar dalam Kurikulum Merdeka. Istilah ini merujuk pada perencanaan pembelajaran yang disusun untuk satu semester guna mengarahkan proses belajar mengajar di kelas secara sistematis dan terstruktur.
Dalam Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas, diferensiasi, dan pemenuhan kebutuhan peserta didik, Prosem tetap menjadi acuan utama agar kegiatan pembelajaran berjalan efektif.
Dokumen ini membantu guru menyusun rencana pembelajaran sesuai Capaian Pembelajaran (CP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) dalam konteks yang kontekstual dan relevan.
Penyusunan Prosem bertujuan memberikan arah dan struktur dalam pelaksanaan pembelajaran selama satu semester.
Guru dapat merancang kegiatan belajar berdasarkan waktu yang tersedia, kebutuhan siswa, serta penguatan kompetensi.
Selain itu, Prosem menjadi landasan penyusunan modul ajar, asesmen, dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
Sebuah Prosem yang baik mencakup beberapa elemen penting sebagai berikut:
Dalam Kurikulum Merdeka, Prosem tidak lagi bersifat kaku. Guru memiliki kebebasan untuk mengatur ritme belajar sesuai karakteristik siswa dan kondisi sekolah.
Jika pada kurikulum sebelumnya Prosem mengikuti kalender akademik dan silabus yang telah baku, kini guru dapat mengadaptasi Prosem berdasarkan hasil refleksi pembelajaran dan asesmen diagnostik.
Untuk menyusun Prosem secara efektif, guru perlu mengikuti langkah-langkah berikut:
Berikut contoh format Prosem sederhana untuk jenjang SD kelas 4 mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Minggu Ke- | Tujuan Pembelajaran | Materi Pokok | Metode & Aktivitas | Penilaian |
---|---|---|---|---|
1-2 | Menyimpulkan informasi teks deskriptif | Teks deskriptif | Diskusi, membaca bersama | Kuis, tanya jawab |
3-4 | Menulis teks dengan struktur yang tepat | Menulis paragraf | Proyek menulis, revisi | Peer review |
Format ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan guru.
Dengan Prosem, guru dapat:
Prosem juga mendukung guru dalam mendokumentasikan proses pembelajaran untuk keperluan supervisi, akreditasi, dan pengembangan profesional.
Ketiganya saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan utuh dalam perencanaan pembelajaran:
Dengan demikian, Prosem menjadi jembatan antara perencanaan strategis (ATP) dan implementasi di kelas (Modul Ajar).
Guru sering menghadapi tantangan seperti keterbatasan waktu, kurangnya pelatihan, atau minimnya referensi. Solusinya antara lain:
Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat diintegrasikan ke dalam Prosem melalui penjadwalan fleksibel, baik pada minggu tematik atau antar tujuan pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa mengembangkan karakter dan kompetensi transdisipliner secara alami.
Guru dapat merujuk ke berbagai sumber resmi seperti:
Materi-materi tersebut memberikan acuan praktis dan relevan dalam menyusun Prosem yang adaptif.
1. Apakah Prosem wajib disusun oleh semua guru?
Ya, Prosem perlu disusun oleh guru untuk memastikan arah dan ritme pembelajaran selama satu semester.
2. Apa perbedaan antara Prosem dan RPP?
Prosem bersifat makro dan jangka panjang (semesteran), sedangkan RPP atau Modul Ajar bersifat mikro dan harian.
3. Apakah guru bisa mengubah Prosem di tengah semester?
Bisa. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan Prosem berdasarkan evaluasi dan kondisi kelas.
4. Apakah semua mata pelajaran harus punya Prosem sendiri?
Idealnya, setiap mata pelajaran memiliki Prosem masing-masing agar pembelajaran terarah dan terukur.
5. Apakah ada format baku Prosem di Kurikulum Merdeka?
Tidak ada format baku, namun Kemendikbud menyediakan contoh format yang bisa disesuaikan oleh satuan pendidikan.
6. Bagaimana cara mendapatkan contoh Prosem yang baik?
Guru dapat mengakses contoh Prosem melalui Platform Merdeka Mengajar atau berbagi praktik baik antar sesama guru.
Prosem dalam Kurikulum Merdeka berperan strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang fleksibel, terarah, dan berpusat pada peserta didik.
Dengan memahami dan menyusun Prosem secara tepat, guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran, memenuhi capaian kurikulum, serta mendukung pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran kontekstual dan kolaboratif.