
mengajarmerdeka.id – Program Tahunan, atau yang dikenal dengan singkatan Prota, merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.
Meski istilah ini bukan hal baru dalam dunia pendidikan, fungsinya mengalami penyempurnaan agar lebih relevan dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, Prota tidak hanya berfungsi sebagai alat penjadwalan kegiatan belajar mengajar.
Lebih dari itu, Prota membantu guru untuk merancang pembelajaran yang fleksibel, adaptif, dan berbasis pada kebutuhan siswa.
Prota juga memuat informasi tentang alokasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai capaian pembelajaran (CP) pada tiap fase.
Oleh karena itu, penyusunannya harus mempertimbangkan kalender pendidikan, kegiatan sekolah, serta karakteristik satuan pendidikan.
Prota berperan sebagai peta besar yang memandu arah kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran. Secara umum, berikut beberapa fungsi utama Prota:
Guru perlu memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap elemen capaian pembelajaran. Perhitungan ini berguna untuk menghindari keterlambatan materi serta memastikan pemerataan waktu antar tema atau topik.
Kalender akademik dan kegiatan sekolah lainnya, seperti ujian, libur nasional, atau kegiatan ekstrakurikuler, harus diperhitungkan dalam Prota agar pembelajaran tetap berjalan optimal.
Dengan adanya Prota, guru memiliki gambaran awal terhadap distribusi pembelajaran dalam satu tahun. Ini memungkinkan guru menyusun Program Semester (Promes) dan Modul Ajar yang lebih efektif.
Prota yang dirancang dengan baik dapat mengurangi pekerjaan berulang dan memberi waktu lebih banyak bagi guru untuk fokus pada proses pembelajaran itu sendiri.
Dalam Kurikulum Merdeka, Prota biasanya terdiri dari beberapa komponen penting yang saling terkait. Berikut adalah elemen-elemen tersebut:
CP merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam satu fase. Dalam Prota, guru mengidentifikasi CP yang akan dicapai dalam tahun ajaran tersebut.
Tujuan pembelajaran adalah rincian dari CP yang dijabarkan dalam bentuk tujuan jangka pendek. Ini akan mempermudah guru menyusun materi ajar yang relevan dan bermakna.
Penentuan alokasi waktu berdasarkan jumlah minggu efektif dalam satu tahun ajaran serta kebutuhan masing-masing tujuan pembelajaran.
Prota juga mencatat hari-hari di mana kegiatan belajar tidak dilakukan, seperti hari libur nasional, kegiatan OSIS, atau asesmen sumatif.
Menyusun Prota tidak harus rumit. Berikut langkah-langkah yang dapat diikuti oleh guru:
Langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami capaian pembelajaran sesuai dengan fase dan jenjang. Guru dapat merujuk pada dokumen resmi dari Kemendikbudristek.
Setelah CP dipahami, guru dapat menguraikannya menjadi tujuan pembelajaran yang konkret dan terukur.
Guru perlu menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan jumlah minggu efektif, mengurangi minggu-minggu yang digunakan untuk kegiatan non-pembelajaran.
Tabel Prota mencakup elemen CP, tujuan pembelajaran, minggu keberapa pembelajaran dilakukan, serta jumlah jam yang dialokasikan. Guru dapat menyusunnya menggunakan spreadsheet untuk mempermudah revisi.
No | Capaian Pembelajaran | Tujuan Pembelajaran | Minggu Ke | Alokasi Waktu (JP) |
---|---|---|---|---|
1 | Memahami konsep energi dalam kehidupan sehari-hari | Mendeskripsikan jenis energi | 1–2 | 4 |
2 | Menjelaskan perubahan energi | Mengamati dan mencatat perubahan energi | 3–4 | 4 |
Format ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah.
Prota bukanlah dokumen yang berdiri sendiri. Ia berhubungan erat dengan perangkat ajar lainnya seperti Promes, Modul Ajar, dan Asesmen.
Hubungan ini penting agar pembelajaran berlangsung secara terstruktur dan efisien.
Beberapa tantangan yang umum dihadapi guru saat menyusun Prota antara lain:
Namun, dengan kolaborasi dan pelatihan yang memadai, tantangan tersebut dapat diatasi secara bertahap.
Agar Prota tidak hanya menjadi dokumen administratif, guru dapat menerapkan strategi berikut:
1. Apakah Prota wajib disusun oleh setiap guru?
Ya, setiap guru diwajibkan menyusun Prota sebagai bagian dari perencanaan pembelajaran.
2. Apa perbedaan Prota dan Promes?
Prota mencakup rencana tahunan, sementara Promes lebih spesifik pada rencana per semester.
3. Apakah Prota bisa direvisi di tengah tahun ajaran?
Bisa. Prota bersifat fleksibel dan dapat direvisi sesuai dinamika pembelajaran.
4. Di mana guru bisa mendapatkan acuan menyusun Prota?
Guru dapat mengakses panduan resmi dari Kemendikbudristek atau mengikuti pelatihan komunitas belajar.
5. Apakah Prota hanya berlaku di Kurikulum Merdeka?
Tidak. Prota juga digunakan pada kurikulum sebelumnya, namun dalam Kurikulum Merdeka konsepnya lebih adaptif.
6. Bagaimana cara mengevaluasi keberhasilan Prota?
Melalui ketercapaian tujuan pembelajaran, umpan balik siswa, dan asesmen formatif.
Prota dalam Kurikulum Merdeka bukan sekadar dokumen perencanaan, melainkan panduan strategis untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna.
Dengan menyusun Prota secara cermat, guru dapat mengelola waktu dan sumber daya dengan lebih efisien serta memastikan proses belajar mengajar berjalan sejalan dengan kebutuhan siswa.